Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisa Timbulkan Trauma, Begini Cara Bantu Korban Pelecehan Seksual

KOMPAS.com - Belakangan ini, beragam kasus pelecehan seksual atau perundungan mulai viral diperbincangan di media sosial, dan korban perundungan ini perlu perhatian dan bantuan dari orang-orang terdekatnya.

Salah satu kasus yang ramai dibicarakan pekan ini adalah dugaaan pelecehan seksual dan perundungan terhadap seorang pegawai pria di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Selain itu juga kabar pelecehan seksual yang dialami oleh seorang remaja berusia 14 tahun di Bengkalis, di mana dirinya dicabuli oleh ayah dan kakeknya sendiri.

Psikolog Sosial asal Solo, Hening Widyastuti mengatakan, korban dari peristiwa pelecehan seksual memang memerlukan penanganan yang khusus, karena jelas sekali peristiwa yang dialaminya akan menimbulkan trauma.

"Kejadian perundungan dan tidak teratasi segera akan membuat traumatik kepada korbannya," kata Hening kepada Kompas.com, Jumat (3/9/2021).

Oleh karena itu, Hening menegaskan, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh orang terdekat untuk membantu korban mencegah dan mengobati traumatik yang dialaminya.

"Satu hal terpenting, dukungan keluarga adalah kekuatan psikologis luar biasa untuk korban perundungan untuk bangkit kembali memulai hidup baru dengan pribadi yang baru, lebih berani untuk menolak bentuk apapun berkaitan dengan perundungan," tegasnya.

Berikut 3 cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu korban pelecehan seksual:

1. Berikan support dan dengarkan ceritanya

Korban pelecehan seksual atau perundungan yang mengalami traumatik, cenderung akan mengalami perubahan sikap atau karakter.

Bisa jadi dari yang awalnya periang menjadi pendiam, suka menyendiri, menepi ataupun stres hingga depresi.

Sehingga, pada tahap awal gejala traumatik inilah keluarga dan orang terdekat harus benar-benar memberikan support atau dukungan sebaik mungkin.

"Disinilah perna keluarga terdekat untuk perlahan mendekati (korban)," ujarnya.

Namun, perlu diingat untuk tidak memaksa mereka bercerita sampai mendapatkan kepercayaan si korban perundungan untuk bercerita mengenai masalah yang ia alami dan rasakan itu.


"Ketika mereka sudah menceritakan masalahnya (kepada kita). Kitanya jangan marah, kesal dan emosi. Dengarkan sampai selesai," tuturnya.

Menjaga emosi diri kita sendiri agar tetap stabil sebagai pendengar korban perundungan adalah hal yang penting.

"Emosi kita yang stabil membuat korban perundungan saat mengeluarkan unek-uneknya (perasaan yang terpendamnya) serasa mendapatkan kekuatan kepada dirinya," jelas Hening.

2. Bantu cari solusi

Setelah mendengarkan semua perasaan yang terpendam dari si korban, Anda sebagai orang terdekat ataupun keluarganya harus berusaha membantu dia mencari solusi dari persoalan yang ada.

"Kemudian segera pikirkan solusi atau jalan keluar satu persatu, langkah apa yang harus dilakukan, kemduian eksekusi tahap demi tahap," kata dia.

3. Ajak korban melapor dan konsultasi

Tindakan berikutnya yang perlu dilakukan oleh orang-orang terdekat korban pelecehan seksual atau perundungan adalah perke ke pendampingan psikiater atau psikolog klinis, dan melaporkan aksi perundungan itu ke pihak berwenang.

"Laporkan aksi perundungan itu, supaya pelaku perundungan mendapatkan sanksi yang setimpal," ucap dia.

"Korban perundungan harus berani melapor atas support keluarga," tambahnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/05/170100023/bisa-timbulkan-trauma-begini-cara-bantu-korban-pelecehan-seksual

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke