Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkubur 7.000 Tahun di Sulawesi, Kok Bisa Kerangka Ini Masih Utuh?

Kompas.com - 29/08/2021, 17:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

 

Akin mengatakan, Orang Soppeng dalam bahasa Bugis menyebut kelelawar dengan Panning dalam bahasa Bugis artinya kelelawar. Dengan demikian, gua Panninge adalah gua kelelawar.

"Gua ini seperti terowongan, tembus dari sisi bukit ke sisi bukit yang lain," ungkapnya.

Selain itu, gua Panninge ini dikelilingi oleh aliran sungai.

Karena dataran gua tersebut datar, masyarakat sekitar kerap secara sembunyi-sembunyi melakukan sabung ayam.

"Dan gua itu tidak kena matahari dan tidak kena hujan. Artinya tidak ada air yang menetes ke dalam gua, sehingga gua ini cukup bagus. Kayak di dalam rumah, dia tidak menjadi lembab," ungkap Akin.

Karena kondisi inilah, apapun yang tertimbun di dalam gua Panninge ini tidak akan terpengaruh oleh alam, termasuk erosi atau rembesan air yang bisa membuat gua menjadi lembab.

"Matahari itu tidak masuk ke dalam gua. Di sana sangat ideal dijadikan tempat oleh manusia prasejarah," kata dia.

Baca juga: Perjalanan Menemukan Besse, Manusia Modern Tertua di Sulawesi Selatan

"Sehingga apa pun yang tersimpan di sana akan terawetkan dengan baik, termasuk kerangka manusia Besse ini sangat terawetkan dengan baik," sambungnya.

Akin berkata, biasanya temuan kerangka manusia yang ditemukan oleh para arkeolog sulit untuk diselidiki DNA-nya karena kerusakan dari faktor alam.

Namun hal ini tidak terjadi dengan Besse. Ketika satu sampel Besse diamati, peneliti langsung dapat melihat kandungan dalam DNA-nya.

"Biasanya, 100 sampel (kerangka manusia) belum tentu menunjukkan DNA. Tapi satu sampel yang kita kirim (dari Besse) langsung terlihat DNA-nya."

"Ini yang membuat kenapa kerangka ini sangat istimewa," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com