KOMPAS.com - Asma adalah gejala kesulitan bernapas yang disebabkan obstruksi saluran napas. Gejala yang umum dirasakan antara lain adalah batuk, sulit bernapas, dan dada terasa kencang.
Untuk memahami apa yang terjadi pada paru-paru yang mengalami asma, kita perlu mengetahui proses pernapasan yang normal.
Ketika seseorang menghirup napas, udara akan melewati hidung dan mulut memasuki trakea menuju ke paru-paru.
Trakea akan terbagi ke dalam dua jalur, yaitu bronkus kanan dan kiri. Gambarannya seperti pohon yang terbalik.
Setelah masuk ke dalam paru-paru, bronkus akan bercabang lagi menuju saluran yang lebih kecil yang disebut bronkiolus.
Di ujung bronkiolus terdapat kantung udara yang disebut dengan alveolus. Alveolus inilah yang menjadi tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Oksigen dibawa ke seluruh tubuh melalui pembuluh kapiler dan dibawa oleh sel darah merah yang mengandung hemoglobin.
Baca juga: Sesak Napas, Begini Kondisi Paru-Paru pada Penderita TBC
Pada orang yang terserang asma, proses pernapasan yang normal seperti dijelaskan di atas tidak dapat terjadi. Dilansir dari Asthma and Allergy Foundation of America, berikut adalah apa yang terjadi pada organ pernapasan penderita asma.
Asma menyebabkan inflamasi dan pembengkakan pada paru-paru. Hal ini menyebabkan bronkokonstriksi.
Bronkokonstriksi adalah kondisi dimana bronkus mengecil akibat inflamasi sehingga menyebabkan udara sulit lewat.
Biasanya kondisi ini dipicu kehadiran benda asing di dalam saluran pernapasan sehingga memicu reaksi paru-paru. Inilah yang disebut dengan asma.
Reaksi tersebut membuat otot halus di sekitar paru berkontraksi dan mengalami inflamasi.
Selain itu, sebagai reaksi tambahan paru-paru akan memproduksi mukus atau dahak yang membuat seseorang semakin sulit bernapas.
Pada sebagian orang, asma adalah kondisi yang ringan. Namun, sebagian kasus menunjukkan gejala asma yang berat hingga mengancam jiwa. Maka dari itu perlu memahami bagaimana mengontrol kondisi ini.
Tidak ada obat yang bisa menghilangkan asma secara permanen. Namun, kondisi ini dapat dikontrol dan dicegah agar tidak kambuh.
Penting untuk menemui dokter spesialis paru jika kita memiliki riwayat asma. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui pemicu apa yang menyebabkan asma pada tubuh kita, misalnya alergi. Langkah ini akan membuat asma kita tetap terkontrol walaupun tidak bisa sembuh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.