Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia 7.000 Tahun, Manusia Modern Tertua Ditemukan di Sulawesi Selatan

Kompas.com - 27/08/2021, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

 

Wallacea adalah pintu gerbang yang dilalui nenek moyang orang Papua dan Aborigin Australia modern, tetapi sangat sedikit sisa-sisa manusia purba yang ditemukan di sana.

Salah satu yang paling terkenal adalah kerangka 'Hobbit' kecil dari spesies manusia purba Homo floresiensis, yang ditemukan di pulau Flores, selatan Sulawesi.

Lingkungan tropis yang panas dan lembab membuat DNA terdegradasi dengan cepat dalam fosil, membuat materi genetik menjadi hadiah langka bagi para peneliti yang bekerja di wilayah tersebut.

Para penulis menduga bahwa penguburan kerangka di dalam gua batu kapur Leang Panninge mungkin telah membantu melestarikan DNA sehingga bisa dianalisis.

"Menambahkan analisis genom ke bukti arkeologi memberikan lebih banyak wawasan tentang pergerakan populasi awal dan keragaman genetik orang-orang di wilayah itu", kata Brumm.

Kealy mengatakan, fakta sederhana bahwa DNA telah diekstraksi dari fosil di lingkungan yang menantang dan membantu pelestarian DNA ini merupakan pencapaian utama proyek tersebut.

Setelah dilakukan pengurutan dengan seksama, dari sinilah para ilmuwan mengetahui bahwa Bessé´ berasal dari 7.300 sampai 7.200 tahun lalu.

Ungkap jalur gelombang migrasi

Genom Bessé´ menunjukkan tingkat keterkaitan yang sama dengan Aborigin Australia dan Papua Nugini saat ini.

"Hal ini menyiratkan bahwa garis keturunannya berpisah sebelum salah satu dari kelompok itu memisahkan diri sekitar 37.000 tahun yang lalu," kata rekan penulis Selina Carlhoff, yang meneliti genetika populasi dari Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia di Jena, Jerman.

Kealy mengatakan mungkin nenek moyang Bessé´ adalah bagian dari pergerakan orang yang bermigrasi melalui Sulawesi ke Australia dan Papua Nugini sekitar 50.000–60.000 tahun yang lalu. Kemudian, garis keturunannya membentuk populasi cabang yang tersisa di Sulawesi.

Kemungkinan lain adalah bahwa nenek moyangnya adalah bagian dari gelombang migrasi kemudian kembali ke Wallacea dari Australia dan Papua Nugini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com