Dalam sebuah podcast, Dr. Dale Coller, DO, dari Holland Hospital Pulmonary and Sleep Medicine di Michigan, juga berpendapat tentang stresor serius akibat sleep apnea obstruktif.
"Setiap kali (tenggorokan) menutup, itu sangat mirip dengan jika seseorang tersedak. Ini bisa terjadi ratusan kali dalam satu malam, menyebabkan orang tersebut stres dan tidurnya terpecah-pecah.” Jelas Coller.
Para peneliti mengatakan, terdapat keterbatasan dalam studi ini, sehingga penelitian lanjutan terkait sleep apnea masih sangat diperlukan.
Selain itu, perlu adanya perawatan dan intervensi untuk mencegah sleep apnea obstruktif di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Baca juga: Studi: Hindari Cahaya Ponsel dan TV Sebelum Tidur jika Ingin Menurunkan Berat Badan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.