"Satu poin penting dari penelitian ini adalah bahwa reaksi vaksin mRNA langsung ini mungkin tidak secara mekanistik disebabkan oleh alergi klasik, yang disebut hipersensitivitas langsung atau hipersensitivitas yang dimediasi Ig-E,” kata Kimberly G. Blumenthal, MD, MSc, salah satu penulis senior dan co-direktur Program Epidemiologi Klinis dalam Divisi Reumatologi, Alergi, dan Imunologi di MGH.
“Untuk alergi klasik, paparan kembali alergen menyebabkan hal yang sama atau bahkan gejala yang lebih buruk," lanjut Blumenthal.
Temuan penelitian yang telah diterbitkan di JAMA Internal Medicine ini menunjukkan, bahwa aman bagi sebagian besar individu untuk menerima dosis kedua vaksin mRNA Covid-19.
"Setelah reaksi dosis pertama, spesialis alergi mungkin dapat membantu memandu penilaian risiko/manfaat dan membantu menyelesaikan vaksinasi yang aman," kata rekan penulis penelitian dan direktur klinis Unit Alergi dan Imunologi Klinis di MGH, Aleena Banerji, MD.
Baca juga: CDC Tunjukkan Kekuatan Vaksin Covid-19 Lindungi dari Infeksi Parah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.