Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CDC Ungkap Penularan Varian Delta Seperti Cacar Air, Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 30/07/2021, 19:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dokumen internal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memperingatkan, bahwa varian Delta kemungkinan dapat menyebar semudah cacar air dan menyebabkan infeksi lebih parah.

Direktur CDC Dr Rochelle Walensky menyampaikan, bahwa analisis dalam dokumen tersebut tentang betapa mengkhawatirkannya varian baru Covid-19 saat ini adalah asli.

"Saya pikir orang perlu memahami. Ini serius," kata Rochelle seperti dikutip dari pemberitaan CNN, Sabtu (30/7/2021).

"Ini salah satu virus paling menular yang kita ketahui. Campak, cacar air, ini semuanya ada di sana (varian Delta Covid-19)," imbuhnya.

Baca juga: Mengapa Varian Delta Lebih Menular Dibandingkan Varian Virus Corona Lainnya?

Adanya varian Delta yang dapat menyebar semudah cacar air dan menyebabkan infeksi parah ini, membuat kasus Covid-19 di AS terus melonjak.

Dengan begitu, CDC merekomendasikan bahwa orang yang sudah ataupun belum divaksinasi harus sepenuhnya memakai masker di dalam ruangan, di tempat-tempat di mana penularan virus berkelanjutan atau tinggi.

Terkait informasi terbaru CDC mengenai penularan varian Delta yang sangat cepat dan berbahaya itu, ahli epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman angkat bicara.

Menurut Dicky, penularan varian Delta yang sangat cepat, seperti cacar air ini bukanlah suatu yang baru.

"Kan varian Delta ini angka reproduksinya tinggi, bahkan bisa lebih untuk yang intervensi di negara yang prokesnya lemah," kata Delta kepada Kompas.com, Jumat (30/7/2021).

Diketahui saat ini penularan varian Delta sangat cepat karena bisa menular lewat udara, bahkan berpapasan pun bisa menular walau tidak pasti lebih dari satu menit, apalagi orang tersebut tidak mengenakan masker.

Dengan begitu, kata Dicky, artinya yang harus direspons saat ini adalah mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh negara maju sekalipun, harus dipilah sebelum bisa diterapkan di negara sendiri.

Ia juga menyoroti tentang kebijakan yang sempat dikeluarkan CDC mengenai pembebasan pemakaian masker di negara AS bagi yang telah divaksin.

Tetapi, sekarang pemakaian masker diharuskan kembali, karena indikasi penularan dan kesakitan akibat infeksi varian baru Delta Covid-19 ini.

"Sekali lagi, jangan dilihat negara maju automatically (otomatis) kebijakannya itu bagus, atau berbasis sains, enggak juga," kata dia.

Dengan begitu, kita harus selalu memilah dengan benar sebelum menerapkan informasi terbaru mengenai Covid-19 ini.

Baca juga: Delta Lebih Mampu Menginfeksi Orang yang Sudah Divaksin Dibanding Varian Lain

Ilustrasi virus corona.Freepik Ilustrasi virus corona.

Strategi Indonesia hadapi varian Delta

Sebetulnya strateginya tidak ada yang berbeda, tetapi untuk antisipasi infeksi varian Delta ini, membutuhkan penguatan dan kombinasi dari strategi-strategi yang ada selama ini.

"Tapi kalau bicara khusus Delta variant sekali lagi saya tegaskan ini butuh kombinasi stretegi yang kuat," ujarnya.

Muali dari 3T yakni testing, telusur (tracing), dan treatment (terapi, perawatan, isolasi mandiri dan karantina yang efektif).

Kemudian, penguatan pelaksanaan 5M di seluruh lapisan atau elemen masyarakat. 

Baca juga: Mengapa Varian Delta Lebih Menular Dibandingkan Varian Virus Corona Lainnya?

5M untuk melawan Covid-19 adalah memakai masker (double masker dengan kombinasi masker medis dan masker kain), menjaga jarak aman minimal 2 meter, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan atau keramaian, serta membatasi mobilitas atau pergerakan (bepergian jika tidak penting).

Strategi yang tetap harus dilakukan selanjutnya, adalah vaksinasi untuk seluruh masyarakat Indonesia.

"Vaksinasi ini mau enggak mau, sebetulnya kalau bicara targetnya harusnya 80 persen (penduduk Indonesia), dan ini harus dijadikan salah satu target selain untuk mendukung yang 3T yang diperkuat dengan 5M," tegasnya.

"Nah, adapun mengenai pembatasan, itu harus kita gunakan secara bijak, karena tidak bisa terus-menerus, karena permasalahan sekarang di sosial-ekonomi sudah besar sekali," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com