Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2021, 17:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah mengatakan, secara nasional terjadi peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 mencapai 36 persen. Termasuk kasus kematian pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman).

Ketua Departemen Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Irwandy, SKM, MScPH MKes menyebut, jumlah kematian akibat Covid-19 di luar Pulau Jawa juga meningkat. 

"Benar, angka kematian di Bulan Juli ini sangat tinggi, bahkan trendnya mulai bergeser ke daerah-daerah di Luar pulau Jawa juga saat ini," kata Irwandy kepada Kompas.com, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Testing Covid-19 Sempat Berkurang, Epidemiolog: Seharusnya Sejuta Per Hari untuk Tekan Angka Kematian

Menurut data Covid-19 di Indonesia hingga Rabu, 28 Juli 2021, tingkat kematian kasus (case fatality rate) adalah 2,70 persen. 

Angka tersebut lebih tinggi dibanding angka rata-rata dunia (2,14 persen) dan tingkat kematian kasus di Asia (1,44 persen).

Dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada 22 Juli 2021, Said Fariz Hibban, Analis Data Lapor Covid-19, menyebutkan bahwa terdapat 2.313 korban jiwa akibat isolasi mandiri. 

Data ini didapatkan dari rekapan kematian yang dilakukan oleh LaporCovid-19 untuk periode 1 Juni hingga 21 Juli 2021.

Lantas, apa yang menyebabkan banyak pasien Covid-19 yang menjalani isoman meninggal dunia?

Menjawab persoalan itu, beberapa ahli memberikan tanggapannya mengenai apa yang terjadi saat ini.

1. Pasien isoman bergejala berat

Dokter Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dari Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Erlina Burhan MSc SpP(K) mengatakan, penyebab meningkatnya kematian pasien Covid-19 saat isoman adalah mereka sudah dalam kondisi bergejala berat.

"Sepertinya (kematian pasien Covid-19 isoman itu meningkat) karena yang isoman itu banyak yang sudah (bergejala) berat," kata Erlina kepada Kompas.com, Jumat (30/7/2021). 

"Padahal, isoman itu hanya untuk yang tidak bergejala atau yang bergejala ringan," imbuhnya.

2. Overload pasien

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Daeng M Faqih SH Mh mengatakan, angka kematian saat isoman di Indonesia sekarang cukup tinggi, dikarenakan pasien yang membludak.

"Ini karena overload pasien," kata Daeng kepada Kompas.com, Kamis (29/7/2021).

Dengan kondisi pasien yang membludak atau overload ini, membuat banyak pasien yang tidak mendapatkan kamar penanganan khusus untuk dirawat di rumah sakit dan terapaksa di rawat di rumah.

"Tentu ini yang mengkhawatirkan, karena mestinya dirawat di rumah sakit dengan alat dan obat yang hanya bisa diberikan kalo di rumah sakit," ujarnya.

Baca juga: Apa Itu Kasus Probable Covid-19? Sering Tak Tercatat Dalam Data Kematian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com