Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Vaksin Pfizer, dari Efikasi 100 Persen hingga Efek Samping

Kompas.com - 16/07/2021, 08:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru saja menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada vaksin Comirnaty produksi Pfizer Australia Pty Ltd.

Setelah dikeluarkan EUA ini, Kepala BPOM Penny K Lukita mengatakan, vaksin Pfizer ini akan menjadi vaksin berikutnya yang akan didatangkan ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri.

"Pada hari Rabu (15/5/2021), Badan POM telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin Comirnaty yang diproduksi oleh Pfizer Biotech dengan platform mRNA," kata Penny dalam konferensi pers Penerbitan EUA Vaksin Comirnaty (Pfizer), Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Vaksin Pfizer Kantongi Izin BPOM, Efikasi Vaksin Capai 100 Persen

Berikut beberapa fakta menarik tentang vaksin Comirnaty Pfizer ini:

1. Vaksin berbasis mRNA

Penny menjelaskan bahwa vaksin Comirnaty buatan Pfizer merupakan vaksin berbasis messenger RNA atau mRNA.

Ini artinya, vaksin Comirnaty tidak mengandung virus hidup penyebab Covid-19.

Untuk diketahui, mRNA tidak pernah memasuki inti sel, tempat DNA atau materi genetik disimpan. Vaksin ini membuat sel tubuh memproduksi protein yang memicu respons imun.

Respons imun tersebut akan menghasilkan antibodi, yang melindungi diri dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh.

Vaksin ini diketahui berisi kode genetik untuk bagian penting dari virus SARS-CoV-2 yang disebut protein lonjakan (spike protein).

Setelah mendapatkan vaksin Comirnaty nanti, tubuh partisipan akan membuat salinan spike protein, dan sistem kekebalan tubuh akan belajar mengenali dan melawan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

2. Efikasi 100 persen untuk remaja

Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin Comirnaty secara efektif mencegah Covid-19 pada orang berusia 12 tahun ke atas.

Orang yang mendapatkan dua dosis vaksin Comirnaty dari Pfizer, sekitar 95 persen lebih kecil kemungkinannya terkena Covid-19 dibandingkan orang yang tidak mendapatkan vaksin. Efektivitas ini juga berlaku pada lansia berusia di atas 65 tahun dan orang dengan beberapa kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.

"Efikasi vaksin Pfizer untuk orang usia 19 tahun ke atas mencapai 95 persen. Pada usia 12-15 tahun adalah 100 persen," jelas Penny.

 

Ilustrasi vaksin Pfizer akhirnya kantongi izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Efikasi vaksin Comirnaty ini capai 100 persen pada anak usia 12 tahun. Vaksin mRNA ini harus disimpan pada suhu minus 90 derajat Celsius.SHUTTERSTOCK/Daniel Chetroni Ilustrasi vaksin Pfizer akhirnya kantongi izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Efikasi vaksin Comirnaty ini capai 100 persen pada anak usia 12 tahun. Vaksin mRNA ini harus disimpan pada suhu minus 90 derajat Celsius.

3. Data imunogenesitas

Data imunogenesitas menunjukkan bahwa pemberian dua dosis vaksin Comirnaty dalam selang waktu 3 minggu akan menghasilkan respons imun yang baik.

Perlindungan terhadap Covid-19 dimulai dari sekitar 2-3 minggu setelah dosis pertama.

Walaupun satu dosis dapat memberikan sedikit perlindungan, itu mungkin hanya berlangsung untuk jangka pendek.

Dua dosis akan memberikan perlindungan optimal. Tidak ada vaksin yang 100 persen efektif, jadi ada kemungkinan Anda masih bisa sakit dikarenakan Covid-19 setelah vaksinasi.

4. Dosis dan cara penyuntikkan dosis vaksin Pfizer

Dalam pelaksanaannya, vaksin Pfizer ini bisa diberikan secara injeksi intramuscular, dengan dosis 0,3 ml dengan 2 kali penyuntikkan.

Namun, dua kali penyuntikan tersebut harus dilakukan dalam rentang waktu 3 minggu.

"Dikaitkan dengan aspek keamanan, mutu dan efikasi vaksin ini (Comirnaty), secara umum dapat ditoleransi semua usia, pada kelompok usia remaja dan telah memenuhi standar mutu vaksin," ujarnya.

5. Efek samping atau Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) ringan

Adapun, dari hasil uji klinis juga menunjukkan bahwa efek samping atau KIPI usai penyuntikan dosis vaksin Covid-19 Pfizer ini cukup ringan.

Berikut beberapa kejadian reaksi yang sering timbul dari penggunaan vaksin Pfizer.

  • Nyeri badan tempat suntikkan
  • Kelelahan
  • Nyeri kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Demam

Namun, reaksi-reaksi di atas dianggap ringan dan biasa terjadi pada imunisasi berbagai jenis vaksin pada umumnya sebagai respon tubuh terhadap benda asing yang masuk.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Efektif Lawan Varian Delta dan Kappa

6. Butuh penyimpanan khusus

Sebagaimana vaksin dengan platform mRNA yang memiliki spesifikasi penyimpanan khusus dengan menggunakan ultra low temperature.

Alat khusus ini membutuhkan suhu di bawah atau -90 sampai -60 derajat Celcius.

Dengan demikian, kata Penny, hal ini perlu dikawal dengan baik terutama dalam pendistribusian vaksin ini nantinya.

Namun, lebih lanjut, disampaikannya pula bahwa Pfizer telah menyiapkan sarana dan prasarana hingga sampai ke tempat pelaksanaan penyuntikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com