Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Ingatkan Lagi, Indonesia Tidak dalam Kondisi Baik

Kompas.com - 13/07/2021, 08:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kita tidak dalam keadaan baik-baik saja, kita tidak dalam kondisi terkendali, dan kita berada dalam perang sulit dengan pandemi Covid-19.

Fakta ini disampaikan oleh peneliti senior terkait penyakit menular dari Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) Iqbal Ridzi Fahdri Elyazar, dalam webinar bertajuk Eskalasi Covid-19 di Indonesia: Basis Ilmiah, Strategi Pengendalian, dan Kebijakan yang diselenggarakan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) pada Minggu (11/7/2021).

Perlu dipahami, ada beberapa hal yang menyebabkan kenapa para ilmuwan menyimpulkan kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ini faktanya:

Baca juga: Program Vaksinasi Indonesia Kenapa Lambat? Ini Jawaban Menkes Budi

1. Kurva pandemi hampir vertikal

Iqbal menyampaikan, kurva epidemi pandemi Covid-19 di Tanah Air hampir vertikal. Ini artinya kasus meningat sangat drastis.

Seperti kita tahu, beberapa hari terakhir laporan resmi dari Satgas Covid-19 menunjukkan kasus harian selalu di atas 30.000.

Kendati demikian, para ilmuwan sepakat dan percaya bahwa jumlah orang yang terinfeksi itu jauh lebih besar daripada yang dilaporkan.

"Berdasarkan beberapa pemodelan seperti yang dilakukan Institute Health Metrics and Evaluation dan para peneliti dari Imperial College London, kurang lebih mereka menduga bahwa jumlah orang yang terinfeksi bisa kisaran antara 80 ribu sampai dengan 1,2 juta per hari," kata Iqbal.

"Mereka sepakat satu hal, jumlah orang yang terinfeksi pasti lebih besar dari jumlah kasus."

Kesenjangan angka kasus yang dilaporkan dengan jumlah di lapangan terpaut sangat jauh sampai 3-4 kali lipat karena terkendala dalam sistem pendeteksian, yakni testing dan tracing.

Karena jumlah kasus dan jumlah orang yang terinfeksi memiliki jarak yang sangat lebar, Iqbal menegaskan, kita harus menyadari bahwa artinya jumlah orang yang bisa menulari virus corona sangat banyak di komunitas dan tidak terdeteksi oleh sistem kita.

"Itu yang harus ditanamkan dalam pikiran kita," ungkap Iqbal selaku Manager program Geospatial Epidemiology EOCRU.

2. Positivity Rate Indonesia tinggi

Tabel positivity rate di Indonesia, hasil lab Covid-19.Tangkapan layar paparan peneliti Iqbal Ridzi Fahdri Elyazar Tabel positivity rate di Indonesia, hasil lab Covid-19.

Iqbal mengatakan, saat ini hampir 50 persen sampel yang diperiksa dipastikan positif Covid-19.

Dan angka positivity rate Indonesia saat ini ada di angka 40-50 persen, artinya 40-50 dari 100 sampel yang dites dinyatakan positif.

"Sampel tes kemungkinan berasal dari dua jalur. Pertama, dari orang-orang yang dirawat atau dari orang yang ditracing (dilacak)," kata dia.

"Artinya situasi ini bisa menggambarkan apa yang terjadi di komunitas."

Dalam kesempatan tersebut, secara khusus Iqbal mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mau membuka data testing Covid-19.

Hal ini diharapkan juga dapat diikuti oleh pemerintah daerah lain di seluruh Indonesia.

Pasalnya, saat ini tidak ada satu wilayah pun di Indonesia yang aman dari Covid-19 dan kita harus terbuka pada data tersebut.

"Informasi ini sangat relefan untuk diberitahukan kepada masyarakat agar lebih hati-hati. Jumlah testing itu adalah upaya kita untuk menemukan kasus," tegasnya.

Baca juga: 4 Strategi Menkes Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia

Dalam tabel positivity rate di atas, tampak bahwa pada 9 Juli 2021 ada 86.041 sampel dari Indonesia yang dites, di mana 29 ribu sampel berasal dari Jakarta dan 57 ribu dari luar Jakarta.

"Bisa dilihat di sini bahwa ada kesenjangan dalam upaya testing. Ini yang seharusnya kita harus hati-hati," ungkap dia.

Iqbal mengatakan, tabel di atas juga menunjukkan bahwa Covid-19 masih sangat berbahaya dan kita masih akan melihat dampak yang sangat berat untuk 1-2 bulan ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com