Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Kematian Anak Akibat Covid-19 di Indonesia Tertinggi di Dunia

Kompas.com - 23/06/2021, 15:24 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - “Saya malu sebenarnya. Ketika saya olahraga rame-rame di Wisma Atlet, di tengah pasien yang banyak itu, saya merasa kenapa mesti ada di sini. Seperti nyesek aja di dalam hati, kenapa bisa kecolongan," ujar Renata Silalahi, penyintas Covid-19.

Padahal, katanya, Indonesia sudah melewati pandemi lebih dari setahun dan ia termasuk orang yang serius dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Anak-anak bilang saya 'prokes bawel' karena aku terlalu bawel dan terlalu khawatir. Jadi kecolongan ini bikin saya sakit hati karena kita sudah menjaga sedemikian rupa," tuturnya.

Renata Silalahi adalah ibu dua anak yang baru saja diizinkan kembali ke rumah setelah menjalani perawatan selama dua minggu di Wisma Atlet Jakarta.

Baca juga: Kasus Covid-19 Pada Anak, IDAI: Setiap Minggu Ribuan Anak Meninggal

Renata, yang berusia 46 tahun, baru merasakan gejala tertular Covid-19 ketika indra penciumannya mati rasa.

“Seminggu sebelum kita di-swab di puskesmas, anak saya sudah demam menggigil, tapi dikasih paracetamol demamnya hilang. Meski mereka tetap tidak mau makan," katanya.

"Lalu sakit tenggorokan, pilek sedikit, tidak ada batuk. Mereka masih tidak apa-apa. Seminggu setelah gejala itu, saya merasa tidak bisa merasakan apa-apa ketika mencium benda-benda yang biasa dipakai, seperti minyak telon atau minyak kayu putih," tambah Renata.

Ia bergerak cepat. Ia mendatangi puskesmas di Jagakarsa, yang langsung memisahkannya dari pasien lain dan melakukan uji swab.

Hasilnya ia dan kedua anaknya yang berusia 7 dan 5 tahun dinyatakan positif Covid-19.
Puskesmas memberinya dua alternatif, yaitu melakukan isolasi mandiri di rumah, tetapi pihak puskesmas tidak dapat membantu jika kondisi memburuk atau muncul penyakit lain, atau ia harus dirawat di rumah sakit.

Beruntung ada tempat kosong di Wisma Atlet sehingga pada 4 Juni ia dapat dirawat di sana.

Kematian anak Indonesia akibat Covid-19

Diberitakan VOA Indonesia, dalam konferensi pers perhimpunan lima profesi dokter Indonesia pada 18 Juni 2021, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, di tengah lonjakan kasus baru harian Covid-19, terjadi pula peningkatan tajam penularan dan bahkan kematian pada anak-anak.

Ketua Umum IDAI Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan mengatakan, data nasional menunjukkan konfirmasi Covid-19 pada anak berusia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen.

“Artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi Covid-19 adalah anak-anak. Data IDAI juga menunjukkan case mortality (tingkat kematian) mencapai 3 persen – 5 persen, jadi kita memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia,” ujar Aman Pulungan.

Ditambahkannya, dari seluruh data anak yang meninggal itu, 50 persen adalah balita.

Kematian Anak Akibat Covid-19 di AS

Sebagai perbandingan dengan Amerika Serikat (AS), American Academy of Pediatrics pekan ini melaporkan bahwa sejak pandemi merebak hingga 17 Juni lalu, jumlah anak-anak yang tertular mencapai 14,2 persen dari total orang yang tertular di seluruh negara bagian, atau berarti sekitar 4,02 juta anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com