Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin AstraZeneca 94 Persen Efektif Cegah Risiko Rawat Inap karena Varian Delta

Kompas.com - 23/06/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Hasil penelitian terbaru menunjukkan, vaksin Covid-19 AstraZeneca efektif menekan risiko rawat inap karena varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India.

Hal ini disampaikan perusahaan AstraZeneca pada Selasa (22/6/2021).

Penting diingat, vaksin AstraZeneca lebih efektif melawan varian Delta dalam dosis penuh, dua kali suntik vaksin.

Baca juga: Amat Jarang, Siapa yang Berisiko Alami Pembekuan Darah Usai Vaksin AstraZeneca?

Dilansir dari Nature, Selasa (22/6/2021), dalam studi Public Health England (PHE) yang terbit pada 22 Mei 2021 menunjukkan, dosis tunggal vaksin AstraZeneca atau Pfizer mengurangi risiko seseorang mengembangkan gejala Covid-19 yang disebabkan oleh varian Delta sebesar 33 persen. Sementara efikasi untuk varian Alpha (dengan satu dosis) sebesar 50 persen.

Dosis kedua vaksin AstraZeneca meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta hingga 60 persen, sementara perlindungan pada varian Alpha mencapai 66 persen.

Dua dosis suntikan Pfizer mengurangi risiko seseorang mengembangkan gejala terinfeksi varian Delta hingga 88 persen, sementara pada varian Alpha efikasinya mencapai 93 persen.

Bukti awal dari Inggris dan Skotlandia menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta dua kali lebih mungkin berakhir di rumah sakit, dibandingkan dengan mereka yang terinfeksi varian Alpha.

“Data yang keluar dari Inggris sangat bagus, sehingga kami memiliki pemahaman tentang bagaimana varian Delta berperilaku,” kata Mads Albertsen, ahli bioinformatika di Universitas Aalborg di Denmark.

Dilansir dari Reuters, Rabu (23/6/2021), tim ilmuwan dari Universitas Oxford kemudian menyelidiki kemampuan antibodi monoklonal dalam darah orang yang sembuh dari Covid-19 dan mereka yang sudah divaksinasi AstraZeneca.

Studi Kesehatan Masyarakat Inggris itu menemukan bahwa orang yang telah mendapatkan satu dosis vaksin AstraZeneca memiliki kemungkinan 75 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit, dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi.

Dan mereka yang mendapat vaksin dua dosis memiliki kemungkinan 94 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Jokowi Harap Herd Immunity Segera Terbentuk, Epidemiolog: Kita Masih Sangat Jauh

Pada hari Jumat (18/6/2021), Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa saat ini varian Delta menjadi versi Covid-19 yang dominan secara global.

Menurut perhitungan epidemiologis, varian Delta jauh lebih menular dibanding varian Alpha dan varian original yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan pada Desember 2019.

Varian original Covid-19, memiliki angka reproduksi (R) 3. Artinya, satu orang yang terinfeksi Covid-19 varian original dapat menularkan virus ke 3-4 orang lainnya.

Sementara angka reproduksi (R) varian Alpha, 70 persen lebih menular dibanding varian original. Satu orang yang terinfeksi Covid-19 dengan varian Alpha dapat menginfeksi 5-6 orang lainnya.

Sementara untuk varian Delta yang saat ini banyak kasus ditemukan di Kudus, Jawa Tengah dan beberapa daerah di Indonesia, lebih parah dibanding varian Alpha.

Varian Delta memiliki kemampuan menularkan virus 40 persen lebih tinggi dibanding varian Alpha.

Menurut perhitungan epidemiologis, angka R untuk varian Delta adalah 6,5. Artinya satu orang bisa menularkan virus ke 6-7 orang lain dan seterusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com