Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Vaksin Covid-19 Harus Disuntikkan Dua Kali?

Kompas.com - 17/06/2021, 19:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.comPandemi Covid-19 masih menjadi masalah kesehatan utama di banyak negara, salah satunya adalah Indonesia.

Selain menerapkan protokol kesehatan, upaya yang juga digencarkan dalam rangka memerangi Covid-19 adalah program vaksinasi.

Program vaksin Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak Rabu, 13 Januari 2021. Salah satu orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 adalah Presiden Joko Widodo.

Meski program vaksin Covid-19 telah tersedia, protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan.

Pasalnya, Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Spa(K), MtropPaed, mengatakan bahwa kekebalan tubuh tidak langsung tercipta setelah penyuntikan vaksin yang pertama.

Baca juga: Kabar Baik, Vaksin AstraZeneca Efektif 92 Persen Lawan Varian Delta

Kekebalan tubuh baru terbangun sepenuhnya dalam kurun waktu 28 hari setelah penyuntikan yang kedua.

“Meskipun sudah divaksinasi, dalam dua minggu ke depan sangat amat rawan terpapar,” kata dr. Hindra, dilansir dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ini juga menjelaskan alasan penyuntikan vaksin Covid-19 harus dilakukan dua kali.

Menurut dr. Hindra, suntikan pertama vaksin Covid-19 ditujukan untuk memicu respons kekebalan awal.

Kemudian, suntikan kedua vaksin Covid-19 bertujuan untuk menguatkan respons imun yang sudah terbentuk setelah penyuntikan pertama.

Baca juga: Apa yang Dimaksud Vaksin Aman, padahal Tetap Ada Efek Sampingnya?

Jarak penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua ini bergantung pada jenis vaksin yang didapat saat pertama kali.

Untuk vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan Bio Farma, waktu terbaik untuk penyuntikan dosis kedua adalah 28 hari setelah suntikan pertama.

Sedangkan, untuk vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca, dosis kedua diterima 12 minggu setelah dosis pertama.

dr. Hindra mengatakan, vaksinasi ini merupakan upaya ekstra untuk melindungi masyarakat dari potensi penularan Covid-19.

Oleh seba itu, penerapan protokol kesehatan tetap sangat dibutuhkan untuk perlindungan yang maksimal.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Moderna untuk Anak Remaja Akan Diajukan ke FDA

“Vaksinasi itu tidak menjamin 100 persen (tidak akan tertular), namun sebagai upaya tambahan untuk mengurangi risiko terpapar atau terinfeksi,” jelasnya.

dr. Hindra pun memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan telah teruji aman dan berkhasiat.

Dalam proses pengujiannya, vaksin Covid-19 telah melalui tahap dan standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Terkait efek samping setelah vaksinasi, Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) mengatakan bahwa efek sampingnya terbilang ringan.

Efek samping vaksin Covid-19 ini meliputi reaksi lokal berupa nyeri, kemerahan, atau gatal-gatal yang mudah diatasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com