Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Rekomendasi untuk Indonesia dan Korea Selatan Capai Energi Bersih Bersamaan Pemulihan Pasca-Covid

Kompas.com - 11/06/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi terbaru menemukan peluang negara Indonesia dan Korea Selatan dalam mencapai ambisi energi bersih, melalui rencana pemulihan pasca Covid-19.

Studi tersebut dimuat dalam laporan terbaru Climate Policy Initiative (CPI) yang berkolaborasi dengan Seoul National University (SNU), dalam judul Leveraging Fiscal Stimulus to Improve Energy Transition: Case of South Korea and Indonesia.

Laporan terbaru CPI ini menawarkan intervensi yang dapat sekaligus menangani keberlanjutan pemulihan ekonomi pasca Covid-19, serta mencapai realisasi transisi energi.

Baca juga: Peluang Indonesia dan Korea Selatan Capai Energi Bersih

Rencana pemulihan pasca Covid-19 tidak terlepas dari stimulus fiskal Covid-19 atau  Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di antara kedua negara ini, yang kemudian dikaitkan dapat menjadi sarana mencapai komposisi energi bersih dan transisi energi terbarukan.

Global Managing Director CPI, Dr Barbara Buchner mengatakan, PEN adalah keuangan publik yang tidak boleh dilewatkan kesempatannya dengan pemanfaatan yang bijak, yakni memulihkan perekonomian negara akibat pandemi Covid-19, sekaligus menurunkan emisi demi target energi bersih.

Menurutnya, hal ini semakin penting setelah adanya pandemi Covid-19, bahwa keuangan publik memiliki peran penting, tetapi sumber daya yang terbatas harus dialokasikan untuk dampak yang katalistik.

"Untuk memastikan pengeluaran publik yang efisien dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang, stimulus fiskal perlu mencakup target, linimasa, jalur sektoral, dan rencana yang spesifik dalam mengurangi emisi dan menstimulasi pemulihan ekonomi," jelas Barbara.

Indonesia menargetkan komposisi 23 persen energi terbarukan ke dalam produksi energinya sebelum tahun 2025 mendatang.

Sedangkan, Korea Selatan berencana memperbesar porsi sumber produksi listrik dari energi terbarukan sebanyak 20 persen sebelum 2030.

Para peneliti melihat peluang Indonesia dan Korea Selatan ini, dalam realisasi transisi energi yang dikaitkan dengan konsumsi listrik dan respon penanganan darurat yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.

Sehingga, mereka dapat menyimpulkan ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan, agar tujuan target energi bersih, serta pemulihan ekonomi negara pasca pandemi Covid-19 bisa tercapai dengan optimal dan sejalan.

Baca juga: 3 Alasan Negara untuk Pulihkan Covid-19 dengan Energi Bersih

 

Rekomendasi pemulihan ekonomi dan transisi energi bersih

Dari berbagai persoalan dan kesamaan hambatan ataupun cara penanganan yang terjadi selama pemulihan pasca Covid-19 di negara Indonesia dan Korea Selatan, maka para penulis merekomendasikan tiga hal berikut.

1. Memanfaatkan keuangan publik

Pengeluaran stimulus fiskal atau pemulihan ekonomi nasional adalah jendela peluang bagi kedua negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Hal ini juga bisa diimbangi sembari menangani target-target terkait iklim, keberlanjutan, dan inklusi ekonomi secara jangka panjang.

Dalam hal ini, Korea Selatan sudah berada di jalurnya, tetapi penyesuaian yang diusulkan dalam laporan ini dapat meningkatkan kekuatan pengeluaran pemerintah yang diusulkan, dengan menghilangkan hambatan dan menciptakan lebih banyak insentif yang akan menari investasi swasta.

Belajar dari program Green New Deal (GND) Korea Selatan, Indonesia perlu memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi untuk mendorong agenda transisi energi jangka panjang, dengan menegaskan aspek pemulihan hijau dan membuat penciptaan lapangan kerja hijau lebih eksplisit dalam kerangan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca juga: Manfaat Energi Matahari, Alternatif Energi yang Ramah Lingkungan

2. Pastikan pengeluaran efisien

Rekomendasi kedua adalah memastikan pengeluaran publik yang diterapkan harus efisien.

Hal ini akan berguna untuk mencapai tujuan keberlanjutan secara jangka panjang nantinya, meskipun pandemi Covid-19 telah berlalu.

Korea Selatan dan Indonesia perlu memasukkan target, jadwal, jalur sektoral dan rencana spesifik untuk mengurangi emisi dan merangsang pemulihan ekonomi.

Ada beberapa kebijakan dan langkah-langkah yang bisa diambil dalam hal ini. Seperti realokasi subsidi untuk mendukung adopsi PV surya di Indonesia.

Kedua, merevisi undang-undang yang relevan di Korea Selatan untuk memungkinkan perusahaan mengadakan perjanjian pembelian listrik dengan penyedia energi terbarukan.

Oleh karena itu, sangat penting ketegasan dalam mengatasi masalah jangka pendek dengan lebik baik. 

Sehingga, insentif jangka panjang dan perubahan struktural jangka panjang bisa dilakukan dengan optimal dan baik.

3. Ciptakan iklim investasi swasta

Rekomendasi ketiga untuk memastikan stimulus fiskal yang dapat mendukun transisi energi secara konkret dan menjunjung pemulihan ekonomi berkelanjutan yang bisa dilakukan adalah, menciptakan iklim investasi swasta.

Tentunya iklim investasi swasta ini harus menarik bagi proyek transisi hijau, sambil mengurangi tekanan pada pengeluaran publik.

Untuk Korea Selatan, kebijakan dan praktik pasar perlu direformasi.

Sedangkan untuk Indonesia, kebijakan fiskal yang lebih baik diperlukan, untuk mengatasi hambatan investasi jangka panjang dan menarik investasi swasta di kedua negara.

Baca juga: Sekjen PBB: Dampak Pandemi Covid-19, Saatnya Transisi ke Energi Bersih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com