Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Mula Nama Planet di Tata Surya dan Maknanya?

Kompas.com - 08/06/2021, 17:00 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Siapa yang memberi nama planet? Planet adalah salah satu benda langit yang menyusun tata surya kita. Dahulu, sebelum ilmu astronomi berkembang pesat seperti sekarang, astronom Yunani dan Romawi hanya mengandalkan penglihatan mata atau dengan alat yang sederhana.

Penemuan planet pertama kali

Astronom Yunani pertama kali mengidentifikasi lima planet yang tampak dengan mata telanjang, yaitu Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturunus. Sebelum memiliki nama ini, astronom Yunani menamainya dengan Hermes, Aphrodite, Ares, Zeus, dan Cronus.

Aphrodite, atau planet Venus, dahulu sempat membuat bingung astronom Yunani. Mereka beranggapan ini adalah dua benda langit yang berbeda.

Ketika Aphrodite muncul di langit pagi, mereka menyebutnya dengan Phosphorus. Sedangkan ketika malam hari, mereka menyebut Aphrodite dengan Hesperus.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Planet Merkurius, Planet Terkecil di Tata Surya

Pemberian nama planet

Barulah pada tahun 310 Sebelum Masehi, seorang astronom Yunani bernama Aristarchus menyadari bahwa kedua benda langit tersebut adalah benda langit yang sama.

Beberapa abad kemudian, astronom Romawi mempelajari lebih lanjut mengenai planet-planet ini. Kemudian mereka mengubah nama planet menjadi Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Lebih detail lagi, nama Merkurius diambil dari nama dewa pedagangan yaitu Mercury. Selain dewa perdagangan, Mercury juga merupakan dewa perjalanan. Nama Mercury diberikan karena Merkurius bergerak sangat cepat dalam mengelilingi matahari, yaitu hanya 88 hari saja.

Planet kedua yaitu Venus. Venus diambil dari nama dewi Romawi dan merupakan satu-satunya planet yang menggunakan nama perempuan. Venus adalah dewi cinta dan lambang kecantikan.

Planet Venus mendapatkan nama ini karena tampilannya yang sangat terang. Venus adalah benda langit paling terang ketiga setelah Matahari dan Bulan.

Mars adalah nama dewa perang. Nama Mars diberikan karena warna planet ini yang kemerahan dan identik dengan peperangan.

Planet selanjutnya adalah Jupiter. Nama ini diambil dari raja para dewa dalam mitologi Romawi. Jupiter mendapatkan nama ini karena Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya.

Saturnus mendapatkan nama dewa pertanian karena warnanya yang indah menyerupai gandum yang siap panen. Saturnus juga dianggap sebagai planet paling indah karena memiliki cincin yang besar dan tebal yang mengelilingi planet.

Penemuan planet selain lima planet awal

Pada tahun 1781, seorang astronom awsal Jerman bernama William Herschel menemukan bahwa terdapat planet lain setelah Saturunus.

Awalnya tidak ada nama yang disepakati para ahli dan sementara waktu planet tersebut dipanggil dengan planet Herschel. Baru setelah hampir setengah abad, planet resmi diberi nama Uranus. Uranus diambil dari nama dewa langit.

Pada tahun 1846, seorang ahli matematika memprediksi adanya planet ke-delapan di dalam tata surya. Nama ahli matermatika itu adalah John Couch Adams dan Urbain Jean Joseph Le Verrier. Astronom berhasil menemukan planet ke-delapan ini dan diberi nama Neptunus.

Nama Neptunus sangat tepat diberikan. Neptunus adalah dewa laut. Ini sangat mencerminkan planet Neptunus yang berwarna biru kehijauan dan tampak sangat cantik.

Baca juga: 10 Fakta Unik Tentang Planet Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya

Sedangkan Pluto, yang saat ini sudah dicoret dari daftar planet, ditemukan pada tahun 1930. Pluto mendapatkan namanya dari dewa dunia bawah tanah, yang kehadirannya nyaris tidak terlihat namun tetap ada di sana.

Pemberian ketiga nama planet susulan ini mengikuti konsep pemberian nama sebelumnya yang diambil dari nama dewa Romawi. Jadi, sudah tahu asal mula pemberian nama planet?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com