Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Preeklampsia: Penjelasan, Gejala, Tatalaksana, dan Pencegahan

Kompas.com - 25/05/2021, 20:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Preeklampsia adalah kondisi hipertensi atau meningkatnya tekanan darah yang terjadi pada saat kehamilan.

Kondisi ini juga kadang dikenal dengan nama toxemia gravidarum atau keracunan kehamilan.

Kata eklampsia sebenarnya diambil dari bahasa Yunani yang diartikan ‘lightning’ atau ‘petir’, sebagai perumpaman terjadinya kondisi kejang yang mendadak pada kehamilan. 

Baca juga: 22 Mei Hari Preeklampsia Sedunia, Ibu Hamil Kenali Dampaknya

Preeklampsia sendiri merupakan kondisi sebelum terjadinya eklampsia yang merupakan komplikasi menakutkan dari preeklampsia

Ketua Himpunan Kedokteran Fetomaternal Surabaya, Dr dr Agus Sulistiyoso SpOG(K) KFM mengatakan, meskipun penyebab pasti belum dapat dijelaskan namun preeklampsia sering dihubungkan dengan adanya permasalahan plasenta. 

Oleh karena itu, preeklampsia terjadi pada paruh akhir kehamilan, yakni saat kehamilan berusia di atas 20 minggu atau setelah plasenta terbentuk di dalam rahim hingga 6 minggu setelah melahirkan. 

Dr Agus yang juga merupakan Ketua Penurunan Angka Kematian Ibu Surabaya ini menambahkan, meskipun idak banyak yang mengenalinya, ternyata kasus preeklampsia ini terjadi pada lebih dari 10 juta wanita di seluruh dunia dan berdampak pada lebih dari 2,5 juta persalinan pre-term atau premature (persalinan sebelum masanya). 

Data dari International Society for the Study of Hypertension in Pregnancy dan Preeclampsia Foundation mencatat bahwa preeklampsia mengakibatkan kematian Ibu hingga sekitar 76 ribu disertai kematian 500 ribu bayi setiap tahunnya. 

Artinya, sekitar 10 persen atau 1 dari 10 ibu hamil ini akan mengalami preeklampsia dan 20 persen dari yang terdampak preeklampsia ini akan berhubungan dengan terjadinya persalinan preterm.

Gejala preeklampsia

dr Narewari Imanadha Cininta Marcianora SpOG dari Himpunan Kedokteran Fetomaternal Surabaya menjelaskan, hingga saat ini, belum ditemukan terapi ataupun obat untuk preeklampsia.

Namun demikian, preeklampsia dapat diprediksi melalui gejala-gejala yang terjadi. Berikut beberapa gejala preeklampsia yang harus ibu hamil waspadai.

- Memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum hamil

- Memiliki riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya

- Memiliki penyakit tertentu: diabetes, gangguan ginjal dan penyakit autoimun seperti lupus, antifosfolipid

- Obesitas (indeks masa tubuh kurang lebih 30 kg/m2)

- Riwayat keluarga menderita preeklampsia

- Hamil kembar dua atau lebih

- Hamil pertama kali

- Jarak kehamilan terakhir kurang lebih 5 tahun

- Berusia diatas 40 tahun

Cininta menegaskan, apabila ibu hamil mengalami hal tersebut sebaiknya segera melakukan skrining risiko melalui tenaga kesehatan tempat pasien tersebut melakukan kontrol kehamilan.

Baca juga: Preeklampsia, Kondisi Berbahaya pada Kehamilan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com