Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumus Cinta ala Sains Lewat Perjodohan Berbasis DNA, Apa Itu?

Kompas.com - 22/05/2021, 12:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

Dalam studi ini, sekelompok mahasiswi diminta memberi nilai bau kaus oblong yang dipakai oleh beberapa laki-laki selama dua malam berturut-turut.

Hasilnya, para mahasiswi lebih menyukai kaus-kaus milik laki-laki yang punya HLA yang berbeda dengan para mahasiswi.

GenePartner menguji teori ini terhadap 250 pasangan yang menikah dan menemukan pola yang sama.

"Ketika Anda tertarik dengan seseorang, faktor penentunya bukan ketampanan atau kecantikan, Anda (sebenarnya) tidak tahu apa yang membuat Anda tertarik. Nah, faktor tersebut sebenarnya adalah HLA," kata Brown.

Brown lebih lanjut mengatakan bahwa peran HLA yang membuat seseorang tertarik dengan orang lain ini yang bersifat instingtif dan sangat mendasar.

Cheiko Mitsui, salah satu klien dari Jepang yang menggunakan cara ini untuk menemukan jodohnya, akhirnya dapat menikah setelah berkencan selama kurang lebih satu bulan.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Kadal Tunjukkan Tanda Cinta dengan Saling Menggigit

 

"Hasilnya analisis (memang) tidak 100 persen (cocok), namun nyaris sempurna, saya memang mengharapkan hasil yang bagus, tapi hasilnya lebih baik dari yang saya perkirakan, jadi ya, saya sangat bahagiam" kata Mitsui kepada BBC.

Kendati demikian, Dr Diego Meyer, pakar genetika dari University of Sao Paolo, Brasil, memperingatkan bahwa klaim DNA membantu menemukan pasangan ideal masih terlalu awal.

"Ini masih sesuatu yang kontroversial, diperlukan studi lanjutan untuk memastikan efek HLA (terhadap keputusan seseorang untuk menentukan pasangan)," kata Meyer.

Sementara itu, ahli genetika dari Max Planck Institute for the Science of human History, Jerman, Rodrigo Barquera berpendapat gen-gen HLA tak bisa memprediksi tingkat kesuksesan hubungan percintaan antara dua orang.

Barquera menambahkan hubungan antarmanusia, seperti hubungan cinta, sangat kompleks dan tidak bisa hanya diukur dari gen-gen HLA saja.

Baca juga: Hari Valentine, Ini Alasan Ilmiah Mengapa Manusia Jatuh Cinta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com