Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Kasus Memaki Kurir COD dan Penyekatan Anyer, Kenapa Kita Mudah Marah?

Kompas.com - 20/05/2021, 18:46 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Menjawab persoalan itu, Dr Endang Mariani M.Psi, Pengamat dan Praktisi Psikososial dan Budaya, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkat bicara.

Menurut Endang, fenomena mudahnya emosi tersulut dan dilampiaskan dalam ekspresi marah (angriness) merupakan suatu kondisi yang sering terjadi, khususnya di masa serba sulit seperti pandemi Covid-19 sekarang ini.

"Dari sudut pandang psikologi sosial, kondisi ini bukan lagi merupakan gejala yang muncul hanya di individu, tapi juga sudah menjadi fenomena sosial yang muncul di masyarakat," kata Endang kepada Kompas.com, Kamis (20/5/2021).

Lebih lanjut, kata dia, kondisi tertekan dalam waktu yang lama, kecemasan, ketakutan, kebingungan, kepanikan, stres, depresi, bahkan trauma yang tidak terkelola dengan baik, bisa memungkinkan terjadinya ledakan-ledakan emosi sesaat yang tidak terduga.

Baca juga: Marah Usai Nonton “Sexy Killers”? Buat Perubahan dengan Tindakan Ini

 

"Mau menyalahkan dan marah pada keadaan, tidak bisa. Maka, salah satunya adalah meluapkan kemarahan kepada siapapun yang ada di depannya, tanpa memikirkan akibatnya," ujarnya.

Siapapun ini bisa saja orang-orang yang ada di dekatnya, bisa pasangan, rekan kerja atau kebanyakan di level yang sejajar atau di bawahnya, anak, murid atau mahasiswa, bahkan orang lain yang tidak dikenal.

Penyebabnya sebagai pemicu (trigger) juga bisa bermacam-macam. Dari masalah sepele hingga masalah yang memang prinsip, tapi bisa juga tanpa sebab.

Dalam penjelasannya, Endang juga memberikan contoh dua kasus di atas.

Kasus pertama yakni reaksi seorang ibu yang marah-marah pada petugas, karena dilarang mudik sepanjang waktu larangan berpergian, yang sampai saat ini masih dalam masa pengetatan.

Baca juga: Studi: Manusia Cenderung Merasa Lebih Pintar Saat Marah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com