Para ilmuwan ini menjelaskan bahwa dengan terapi Covid-19 ini, meski 'bukan obat', namun hasil uji coba menunjukkan pengurangan jumlah virus di paru-paru hingga 99,9 persen.
Artinya, terapi antivirus tersebut hampir sama baiknya dengan terapi obat.
"Terapi ini sangat penting misalnya untuk pasien di ICU yang vaksinnya sudah terlambat," kata Prof Nigel.
Prof Nigel menambahkan bahwa antivirus tradisional seperti zanamivir dan remdesivir diketahui mampu mengurangi gejala dan membantu orang pulih lebih awal.
"Sedangkan terapi antivirus ini, justru menghentikan replikasi virus, sehingga tubuh bisa memperbaiki dirinya sendiri dan pemulihannya akan jauh lebih cepat lagi," jelas Prof Nigel.
Baca juga: Terapi Ini bisa Bantu Pulihkan Anosmia Pasien Covid-19
Seharusnya, kata dia, pasien-pasien sekarat dapat ditiadakan atau diminimalisir akibat penyakit Covid-19, asalkan dapat ditangani lebih cepat.
Sejauh ini, sudah banyak vaksin yang telah dikembangkan dan digunakan untuk melawan Covid-19, namun terapi langsung untuk melawan virus corona penyebab penyakit tersebut masih sangat terbatas.
"Terapi ini menjadi salah satu yang pertama," ungkap Prof Nigel.
Selanjutnya, Prof Nigel menjelaskan bahwa penggunaan terapi antivirus ini dilakukan pada pasien Covid-19 di ICU.
Baca juga: Terapi Antibodi Covid-19 Efektif untuk Gejala Ringan, Studi Jelaskan