Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Tekanan Darah Tinggi yang Perlu Anda Waspadai

Kompas.com - 12/05/2021, 13:58 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Tekanan darah dicatat dengan dua angka, yaitu tekanan sistol dan diastol. Sistol adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan diastol adalah tekanan pada jantung saat berisitirahat di antara detak jantung.

Kedua tekanan ini diukur dalam satuan millimetres of mercury (mmHg). Semakin kecil atau sempit pembuluh darah Anda, maka tekanan darah Anda akan semakin tinggi.

Tekanan darah yang normal adalah sekitar 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg. Sedangkan yang disebut tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg, atau lebih dari 150/90 mmHg jika Anda berusia lebih dari 80 tahun.

Jika tekanan darah Anda berada diantara tekanan darah normal dan teknan darah tinggi, itu artinya Anda berada di fase pre hipertensi. Anda perlu waspada dan segera mengubah pola hidup Anda agar tekanan darah Anda tetap terkontrol.

Anda bisa saja mengalami hipertensi tanpa Anda sadari selama bertahun-tahun tanpa gejala. Maka dari itu, penting sekali melakukan pemeriksaan kesehatan rutin pada tubuh Anda.

Baca juga: Studi Ungkap Peregangan Bisa Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Tekanan darah yang tinggi dan tdak terkontrol bisa berbahaya bagi tubuh Anda. Hipertensi bisa meningkatkan resiko penyakit jantung seperti gagal jantung dan stroke. Hipertensi juga bisa menyebabkan komplikasi pada organ lain seperti gagal ginjal dan kebutaan akibat gangguan pembuluh darah pada kedua organ vital berikut.

Dilansir dari National Health Services United Kingdom (23/10/2019), pada kebanyakan kasus tidak diketahui penyebab pasti tekanan darah tinggi. Namun ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko tekanan darah tinggi.

Faktor yang menyebabkan hipertensi terbagi menjadi dua berdasarkan jenis hipertensinya, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah kondisi hipertensi yang memang tekanan darah tingginya adalah penyakit utama yang dirasakan. Sedangkan, hipertensi sekunder adalah hipertensi sebagai gejala atau manifestasi dari penyakit lain.

Faktor resiko hipertensi primer

Penyebab utama dari hipertensi primer tidak diketahui secara pasti, namun merupaka kondisi tubuh yang bertahap berkembang selama beberapa tahun.

Hipertensi primer dipicu oleh faktor-faktor berikut, yaitu obesitas, kurang olahraga, makan tinggi garam,kurang makan buah dan sayur, terlalu banyak minum kopi, merokok, kurang tidur, dan stress.

Obesitas merupakan penyebab paling umum dari hipertensi. Semakin berat badan Anda, semakin banyak darah dan oksigen yang Anda perlukan untuk menyuplai jaringan tubuh Anda.

Akibat dari meningkatnya jumlah darah yang beredar di tubuh Anda, maka tekanan yang perlu dilakukan jantung semakin besar pula. Inilah alasan mengapa orang yang mengalami obesitas akan mengalami tekanan darah tinggi.

Selain itu, hipertensi juga bisa disebabkan karena usia sudah lebih dari 65 tahun, riwayat keluarga yang mengalami tekanan darah tinggi, dan ras. Orang Afrika biasanya lebih mudah terkena teknan darah tinggi.

Baca juga: Pentingnya Rutin Tes Tekanan Darah di Rumah

Faktor resiko hipertensi sekunder

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa hipertensi sekunder merupaka gejala penyerta dari penyakit lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hipertensi sekunder. Pertama adalah penyakit sistemik.

Penyakit sistemik yang bisa membuat seseorang mengalami hipertensi sekunder adalah diabetes, masalah hormon tiroid, cacat lahir yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah, serta penyakit ginjal, seperti gagal ginjal dan glomerulonefritis yaitu gangguan pada filter di dalam ginjal.

Faktor yang kedua adalah mengonsumsi obat-obatan tertentu. Ada beberapa obat-obatan yang bisa memicu tekanan darah tinggi, daintaranya adalah pil kontrasepsi, obat batuk dan flu,obat antidepresan, kokain, amfetamin, tanaman herbal kayu manis (licorice), dan obat anti inflamasi non sterois (OAINS), seperti ibuprofen dan naproxen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com