Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter India Peringatkan Bahaya Mandi Kotoran Sapi untuk Cegah Corona

Kompas.com - 12/05/2021, 12:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para dokter di India memperingatkan, kepercayaan mandi kotoran sapi untuk menangkal Covid-19 tidak ada manfaatnya.

Dokter menekankan, praktik tersebut tidak didasari bukti ilmiah.

Alih-alih kebal virus, melumuri tubuh dengan kotoran sapi justru berisiko menyebarkan penyakit lain.

Dokter dan ilmuwan di India dan di seluruh dunia telah berulang kali memperingatkan agar tidak mempraktikkan pengobatan alternatif untuk Covid-19.

Baca juga: Kasus Covid-19 Harian Melonjak, WHO Peringatkan Bahaya Varian India

Mereka menegaskan, praktik seperti ini dapat memberi rasa aman yang salah dan justru memperumit masalah kesehatan.

“Tidak ada bukti ilmiah yang konkrit bahwa kotoran sapi atau urinnya mampu meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan Covid-19. Ini sepenuhnya hanya mitos," kata Dr JA Jayalal, presiden nasional di Indian Medical Association, dilansir dari Reuters, Selasa (11/5/2021).

“Ada juga risiko kesehatan yang terkait dengan mengolesi atau mengonsumsi produk ini (kotoran sapi dan urinnya). Penyakit lain dapat menyebar dari hewan ke manusia.”

Tak hanya sampai di situ, ada juga kekhawatiran bahwa praktik tersebut dapat berkontribusi pada penyebaran virus karena melibatkan orang yang berkumpul dalam kelompok.

Dilansir dari Khaleej Times, Selasa (11/5/2021) di negara bagian Gujarat di India barat, beberapa orang pergi ke tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk melumuri tubuh mereka dengan kotoran dan air kencing sapi.

Mereka berharap, cara itu dapat meningkatkan kekebalan atau membantu mereka pulih dari virus corona.

“Kami lihat banyak orang datang ke sini, termasuk dokter. Mereka yakin, terapi ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh yang membuat virus (corona) pergi. Ini membantu merawat pasien tanpa rasa takut,” kata Gautam Manilal Borisa, seorang manajer asosiasi di sebuah perusahaan farmasi, yang mengatakan bahwa praktik tersebut membantunya pulih dari Covid-19 tahun lalu.

Sejak setahun lalu Borisa menjadi anggota tetap Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam, sebuah sekolah yang dijalankan oleh biksu Hindu yang terletak tepat di seberang jalan dari markas besar Zydus Cadila di India, yang sedang mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri.

Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung berjalan melewati pasien virus corona Covid-19 di dalam ruang pertemuan yang sementara diubah menjadi pusat perawatan Covid di New Delhi pada 10 Mei 2021.ARUN SANKAR Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung berjalan melewati pasien virus corona Covid-19 di dalam ruang pertemuan yang sementara diubah menjadi pusat perawatan Covid di New Delhi pada 10 Mei 2021.

Saat orang menunggu kotoran dan campuran urin sapi di tubuhmengering, mereka memeluk atau menghormati sapi di tempat penampungan. Banyak juga yang melakukan yoga untuk meningkatkan energi.

Menurut Madhucharan Das, penanggung jawab atas penampungan sapi lain di Ahmedabad, mereka membatasi jumlah peserta untuk melakukan praktik ini.

Dilansir dari The Independent, Selasa (11/5/2021), sebuah penampungan sapi yang dikelola Rajaram Gaushala Ashram di desa Tetoda memelihara lebih dari 5.000 sapi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com