Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli WHO: Varian B.1.617 Dipastikan Picu Tsunami Covid-19 India

Kompas.com - 09/05/2021, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AFP

Tak heran ini membuat virus corona diam-diam menyebar dan menularkan infeksi ke banyak orang sekaligus.

Baca juga: Dianggap Mengkhawatirkan, Daftar 10 Varian Covid-19 yang Dipantau WHO

Kondisi di India, bisakah dilawan vaksin?

"Di negara besar seperti India, Anda dapat mengalami penularan pada tingkat rendah, yang terjadi selama berbulan-bulan," kata Swaminathan.

"Itu endemik (dan) mungkin secara bertahap meningkat," katanya.

Dia juga menggarisbawahi, tanda-tanda awal terlewatkan sampai mencapai titik di mana virus corona terus menular.

"Pada saat itu sangat sulit untuk ditekan, karena itu melibatkan puluhan ribu orang dan itu berlipat ganda pada tingkat yang sangat sulit untuk dihentikan."

Sementara India sekarang mencoba meningkatkan vaksinasi untuk mengendalikan wabah, Swaminathan memperingatkan bahwa suntikan saja tidak akan cukup untuk mengendalikan situasi.

Dia menunjukkan bahwa India, negara pembuat vaksin terbesar di dunia, hanya memvaksinasi penuh sekitar dua persen dari 1,3 miliar lebih populasi.

"Butuh waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk mencapai cakupan 70 hingga 80 persen," katanya.

Dengan prospek itu, Swaminathan menekankan bahwa di masa mendatang, kita perlu bergantung pada kesehatan masyarakat dan tindakan sosial yang telah dicoba dan diuji untuk menurunkan penularan.

Baca juga: 3 dari 10 Varian Corona Paling Diperhatikan WHO Sudah Masuk Indonesia

Lonjakan di India menakutkan tidak hanya karena jumlah orang yang sakit dan sekarat di sana yang mengerikan, tetapi juga karena jumlah infeksi yang meledak secara dramatis meningkatkan kemungkinan munculnya varian baru yang lebih berbahaya.

"Semakin banyak virus menggandakan dan menyebar dan menularkan, semakin besar kemungkinan bahwa ... mutasi akan berkembang dan beradaptasi," kata Swaminathan.

“Varian yang menumpuk banyak mutasi pada akhirnya bisa menjadi kebal terhadap vaksin yang kita miliki saat ini,” dia memperingatkan.

"Itu akan menjadi masalah bagi seluruh dunia."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com