Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/05/2021, 17:00 WIB
Dea Syifa Ananda,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kota Denpasar adalah ibukota Provinsi Bali dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia.

Hingga kini, kota Denpasar terkenal sebagai pusat pariwisata yang terletak dekat pelabuhan atau Bandar Udara lnternasional Ngurah Rai Kota Denpasar dan mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Namun sayangnya, sekarang tidak banyak orang yang mengetahui betul bagaimana sejarah terbentuknya Kota Denpasar hingga seperti sekarang. Padahal, asal-usul nama Denpasar sendiri memiliki sejarah unik.

Baca juga: Asal-usul Nama Batam: dari Akronim Batu Ampa dan Batang 

Dalam sejarahnya, dahulu Kota Denpasar adalah sebuah taman. Namun taman tersebut tidak seperti taman pada umumnya.

Hal itu karena taman tersebut merupakan taman kesayangan dari Raja Badung pada waktu itu, yaitu Kyai Jambe Ksatrya.

Pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya, yang kini menjadi Pasar Satria. Taman ini unik, karena dilengkapi dengan tempat untuk bermain adu ayam.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Denpasar, Nama "denpasar" sendiri terdiri dari dua kata yaitu “den” yang berarti utara dan “pasar” yang berarti pasar.

Nama ini diberikan pada taman tersebut mengingat lokasinya yang terletak di utara pasar.

Sekarang, taman tersebut menjadi Jaya Sabha yang merupakan rumah jabatan untuk Gubernur Bali.

Nama Denpasar muncul pada saat wilayah yang dahulunya disebut sebagai wilayah Badung ini dipimpin oleh dua kerajaan yaitu Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya.

Menurut sejarah, saat itu terdapat dua puri yang menandakan adanya dua pemerintahan yaitu Puri Alang Badung dan Puri Pemecutan.

Hingga akhirnya terjadilah pembagian wilayah yaitu wilayah barat Tukad Badung yang dikontrol oleh Puri Pemecutan, sedangkan sebelah timur Tukad Badung pimpin oleh Puri Jambe Ksatrya.

Taman yang dibangun oleh Kyai Jambe Ksatrya itulah yang kemudian dijuluki sebagai Denpasar. Hanya saja nama Denpasar belum merujuk pada kota tertentu.

Versi lain mengatakan bahwa asal-usul nama Kota Denpasar berasal dari kata den dan pasar yang berarti sebelah utara pasar.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, asal usul nama Kota Depasar tersebut mengingatkan kita pada suatu pola letak istana (puri) yaitu bahwa letak sebuah puri selalu berada di sebelah utara pasar.

Jadi konon, nama Denpasar ini diambil berdasarkan letak puri yang selalu berada di sebelah utara pasar.

Pada masa kerajaan, puri merupakan pusat pemerintahan, bahkan tidak jarang juga digunakan sebagai pusat kebudayaan.

Di masa kolonial Belanda, perkembangan Kota Denpasar dipengaruhi oleh unsur-unsur "barat", seperti pengaturan gedung-gedung administrasi pemerintahan dan mulai munculnya bangunan sekolah.

Kedudukan Kota Denpasar sebagai ibu kota Daerah Tingkat I Provinsi Bali tidak dapat dilepaskan dari beberapa unsur yang mempengaruhi terutama karena masyarakatnya yang sebagian besar memeluk agama Hindu.

Baca juga: Asal Usul Nama Bekasi, Berasal dari Kata Baghasasi di Prasasti Tugu

Oleh karena itu di samping mempunyai kedudukan sebagai ibu kota, kini Kota Denpasar lebih banyak berperanan sebagai pusat segala aktivitas baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang kebudayaan.

Pulau Bali di mata dunia internasional sejak zaman penjajahan Belanda sudah dikenal dengan kebudayaannya yang menarik.

Hal ini teremasuk berbagai macam dan bentuk kesenian, upacara keagamaan serta adat-istiadatnya yang menarik bagi para wisatawan asing maupun wisatawan dalam negeri.

Demikian pesatnya arus wisatawan ke Bali menyebabkan Kota Denpasar sebagai jantungnya Pulau Bali hingga kini menjadi pusat kegiatan masyarakat adan wisatawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com