Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Covid-19 dari India, Apa Saja Varian Virus Corona yang Ada di Indonesia?

Kompas.com - 05/05/2021, 16:26 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian dari Afrika Selatan ini dikategorikan sebagai varian virus corona yang diwaspadai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebab, varian corona Afrika Selatan ini memiliki karakter penularan lebih cecpat dan menyebabkan keparahan penyakit yang berujung pada kematian.

Pakar biomolekuler Universitas Yarsi, Ahmad Rudjdan Utomo mengatakan bahwa varian Afrika Selatan ini 'menarik'. Sebab, saat pertama kali dideteksi di negara asalnya, pada Oktober-November tahun lalu, banyak pasien Covid-19 yang sembuh, kembali terinfeksi varian ini.

Kendati memiliki kemiripan dengan mutasi virus dari varian B.1.1.7 dari Inggris, namun kata Ahmad, varian virus corona Afrika Selatan ditengarai memiliki kemampuan dapat lolos dari antibodi.

"Hanya saja, seberapa parah (varian baru virus corona Afrika Selatan) ini mengakibatkan vaksin tidak efektif, tergantung vaksinnya. Kalau dilihat dari data Pfizer dan Moderna, nampaknya tidak begitu berpengaruh. Tapi menjadi berpengaruh ketika diberikan vaksin AstraZeneca," jelasnya.

Baca juga: Varian B.1.1.7 Picu Lonjakan Covid-19 di Thailand, Berikut 4 Hal tentang Varian Inggris Ini

 

Lebih lanjut Ahmad mengatakan bahwa munculnya varian baru virus corona akibat mutasi suatu virus adalah hal yang wajar.

Meski termasuk varian yang patut diwaspadai oleh WHO, namun masyarakat perlu memahami bahwa varian ini tidak akan muncul efeknya jika tidak bertemu dengan manusia.

Contohnya, pada varian B.1.1.7 dari Inggris, yang disebut lebih cepat menular, tetapi sejuah ini penularannya tidak begitu banyak, bahkan kurang dari 2 persen.

"Ini menjadi hal menarik, artinya ketika seseorang terpapar B.1.1.7 tapi dia tidak menularkan kepada yang lain, maka varian ini tidak bisa kemana-mana," jelas Ahmad.

Dia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia perlu belajar dari India yang terlalu cepat membuka mobilitas, terutama perayaan keagamaan yang membuat kerumunan massa.

Ahma mengingatkan bahwa kendati pemerintah tengah menjalankan program vaksinasi, tapi masyarakat tetap perlu kembali ke pendekatan klasik yakni gerakan 5M, untuk melindungi diri dari varian baru virus corona, baik dari India, Afrika Selatan maupun mutasi lainnya.

Baca juga: Varian Mutasi Ganda Picu Lonjakan Kasus Covid-19 India, Ini Kata Ahli

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com