Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Covid-19 dari India, Apa Saja Varian Virus Corona yang Ada di Indonesia?

Kompas.com - 05/05/2021, 16:26 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor


KOMPAS.com- Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di India, baru-baru ini, varian virus corona dari Afrika Selatan juga telah terdeteksi di Indonesia. Selain varian India dan Afrika Selatan, telah ada beberapa varian yang ada di Indonesia.

Varian-varian penyebab Covid-19 baru ini telah memberi kekhawatiran. Dikutip dari BBC Indonesia, Rabu (5/5/2021), para pakar epidemiologi mengatakan bahwa peredaran varian baru virus corona dari sejumlah negara di Indonesia, disebut sebagai kesalahan terbesar pemerintah.

Sebab, penerapan kebijakan karantina secara singkat bagi pendatang dari luar negeri, dinilai menjadi salah satu faktor masuknya varian-varian baru tersebut.

Seperti disampaikan Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman kepada Kompas.com, pada Senin (26/4/2021) lalu, bahwa potensi masuknya varian virus corona dari negara lain ke Indonesia sangatlah besar.

Dicky mengatakan bahwa penerapan karantina bagi pendatang dari luar negeri di Indonesia hanya berlangsung selama 5 hari.

Baca juga: 6 Pertanyaan Covid-19 India: Seperti Apa Varian Barunya hingga Vaksin?

 

"Karena Indonesia bukan negara yang menerapkan sistem pembatasan (masuk) WNA (warga negara asing) yang ketat. Tidak seperti Australia yang malah menutup pintu masuk bagi WNA," kata Dicky.

Kendati akses WNA masuk ke Indonesia mulai diperketat, terlebih sejak kasus Covid-19 di India melonjak tajam dengan lebih dari 400.000 kasus harian, namun pengetatan pintu masuk WNA masih relatif longgar.

Dengan masuknya varian virus corona India ke Indonesia, artinya perlu adanya pengawasan ketat terhadap potensi-potensi masuknya varian lainnya.

Indonesia juga disebut lambat dalam mendeteksi varian baru virus corona dari luar negeri yang lebih cepat menyebar, lebih menular dan berpotensi membuat vaksin jenis tertentu tidak efektif.

Baca juga: Tsunami Covid-19 India Sebabkan 3.645 Kematian Sehari, Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?

 

Selain varian Covid-19 baru dari India, varian B.1.351 dari Afrika Selatan juga sudah terdeteksi masuk ke Indonesia. Sedangkan sebelumnya, varian baru virus corona Inggris yang lebih dulu masuk, telah menunjukkan penularan lokal.

Kendati demikian, pemerintah mengatakan bahwa hanya ada 17 laboratorium yang bisa melakukan whole genome sequencing (WGS), yakni pelacakan genetik virus corona, untuk mengetahui varian virus corona penyebab Covid-19 yang telah bermutasi.

Jelang Lebaran, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 menambahkan, pemerintah telah memperketat pengawasan dan karantina bagi pekerja migran yang kembali ke kampung halaman.

Varian baru di Indonesia

Sejauh ini, terpantau tujuh varian virus corona di Indonesia yang telah teridentifikasi. Di antaranya varian D614G, B.1.1.7, N439K, E484K, B.1.525, B.1.617 dari India, dan B.1.351 dari Afrika Selatan.

Baca juga: Varian Covid-19 India Masuk Indonesia, Kenapa Epidemiolog Khawatir?

Ilustrasi varian baru virus corona Perancis. Di tengah menghadapi gelombang Covid-19 ketiga, Perancis terapkan lockdown ketat setelah lonjakan kasus Covid-19 terjadi di negara ini.SHUTTERSTOCK/Imilian Ilustrasi varian baru virus corona Perancis. Di tengah menghadapi gelombang Covid-19 ketiga, Perancis terapkan lockdown ketat setelah lonjakan kasus Covid-19 terjadi di negara ini.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang varian-varian baru virus corona di Indonesia, berdasarkan data dari Analisis Aligning Bioinformatics dalam GISAID 2021.

1. Varian B.1.1.7

Varian virus corona asal Inggris ini telah menyebar di 58 persen populasi dunia, sedangkan di Indonesia sekitar 2 persen.

Jumlah kasus Covid-19 dari varian corona Inggris yang dilaporkan di Indonesia yakni 13 kasus. Varian B.1.1.7 termasuk mutasi virus corona yang dikhawatirkan.

2. Varian B.1.351

Ini adalah jenis atau varian virus corona Afrika Selatan dan dianggap mengkhawatirkan, tidak hanya penularannya, tetapi juga pengaruhnya terhadap vaksin Covid-19 yang ada saat ini.

Varian ini telah terdeteksi di 1,5 persen. Di Indonesia, baru-baru ini, varian baru virus corona Afrika Selatan terdeteksi pada satu kasus.

Baca juga: Dianggap Mengkhawatirkan, Daftar 10 Varian Covid-19 yang Dipantau WHO

 

3. Varian A.23.1

Jenis varian baru virus corona yang juga berasal dari Inggris. Jumlah kasus Covid-19 dari varian baru tersebut dilaporkan ada 6 kasus.

4. Varian B.1.525

Varian B.1.525 juga berasal dari Afrika, yakni ditemukan kali pertama di Nigeria dan telah dilaporkan di beberapa negara.

Jumlah kasus dari varian B.1.525 di Indonesia yakni satu kasus.

5. Varian B.1.617.2 dan B.1.617.3

Kedua jenis varian baru virus corona ini berasal dari India dan telah terdeteksi masuk ke Indonesia, di tengah lonjakan Covid-19 di negara tersebut.

Baca juga: Varian Covid-19 India Masuk Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

 

Varian-varian tersebut menjadi mutasi yang paling bertanggung jawab atas tsunami Covid-19 di India, yang menyebabkan lebih dari 3.000 kematian setiap harinya.

Varian B.1.617 adalah mutasi ganda yang terdeteksi di India beberapa bulan lalu. Kini, varian yang terus membuat Covid-19 kian mengganas di India, telah membuat negara ini menduduki peringkat teratas sebagai negara dengan infeksi terbanyak di dunia.

Varian B.1.617.2 dan B.1.617.3 yang terdeteksi di Indonesia dilaporkan ditemukan pada masing-masing satu kasus.

Pengaruh varian baru pada vaksin

Dari sejumlah varian virus corona yang masuk ke Indonesia, varian B.1.351 asal Afrika Selatan adalah mutasi virus corona yang sangat mengkhawatirkan.

Baca juga: 10 Orang Indonesia Terinfeksi Varian Covid-19 India, Ini 5 Fakta Mutasi Ganda

Sejumlah warga negara asing (WNA) dengan menggunakan baju hazmat tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (2/1/2021). Guna mencegah masuknya varian baru virus corona, Pemerintah Indonesia melarang seluruh WNA masuk wilayah Indonesia mulai 1 Januari hingga 14 Januari 2021 kecuali WNA yang memegang visa diplomatik, visa dinas yang terkait kunjungan resmi pejabat asing setingkat menteri ke atas, pemegang izin tinggal diplomatik dan izin tinggal dinas serta pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.ANTARA FOTO/FAUZAN Sejumlah warga negara asing (WNA) dengan menggunakan baju hazmat tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (2/1/2021). Guna mencegah masuknya varian baru virus corona, Pemerintah Indonesia melarang seluruh WNA masuk wilayah Indonesia mulai 1 Januari hingga 14 Januari 2021 kecuali WNA yang memegang visa diplomatik, visa dinas yang terkait kunjungan resmi pejabat asing setingkat menteri ke atas, pemegang izin tinggal diplomatik dan izin tinggal dinas serta pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian dari Afrika Selatan ini dikategorikan sebagai varian virus corona yang diwaspadai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebab, varian corona Afrika Selatan ini memiliki karakter penularan lebih cecpat dan menyebabkan keparahan penyakit yang berujung pada kematian.

Pakar biomolekuler Universitas Yarsi, Ahmad Rudjdan Utomo mengatakan bahwa varian Afrika Selatan ini 'menarik'. Sebab, saat pertama kali dideteksi di negara asalnya, pada Oktober-November tahun lalu, banyak pasien Covid-19 yang sembuh, kembali terinfeksi varian ini.

Kendati memiliki kemiripan dengan mutasi virus dari varian B.1.1.7 dari Inggris, namun kata Ahmad, varian virus corona Afrika Selatan ditengarai memiliki kemampuan dapat lolos dari antibodi.

"Hanya saja, seberapa parah (varian baru virus corona Afrika Selatan) ini mengakibatkan vaksin tidak efektif, tergantung vaksinnya. Kalau dilihat dari data Pfizer dan Moderna, nampaknya tidak begitu berpengaruh. Tapi menjadi berpengaruh ketika diberikan vaksin AstraZeneca," jelasnya.

Baca juga: Varian B.1.1.7 Picu Lonjakan Covid-19 di Thailand, Berikut 4 Hal tentang Varian Inggris Ini

 

Lebih lanjut Ahmad mengatakan bahwa munculnya varian baru virus corona akibat mutasi suatu virus adalah hal yang wajar.

Meski termasuk varian yang patut diwaspadai oleh WHO, namun masyarakat perlu memahami bahwa varian ini tidak akan muncul efeknya jika tidak bertemu dengan manusia.

Contohnya, pada varian B.1.1.7 dari Inggris, yang disebut lebih cepat menular, tetapi sejuah ini penularannya tidak begitu banyak, bahkan kurang dari 2 persen.

"Ini menjadi hal menarik, artinya ketika seseorang terpapar B.1.1.7 tapi dia tidak menularkan kepada yang lain, maka varian ini tidak bisa kemana-mana," jelas Ahmad.

Dia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia perlu belajar dari India yang terlalu cepat membuka mobilitas, terutama perayaan keagamaan yang membuat kerumunan massa.

Ahma mengingatkan bahwa kendati pemerintah tengah menjalankan program vaksinasi, tapi masyarakat tetap perlu kembali ke pendekatan klasik yakni gerakan 5M, untuk melindungi diri dari varian baru virus corona, baik dari India, Afrika Selatan maupun mutasi lainnya.

Baca juga: Varian Mutasi Ganda Picu Lonjakan Kasus Covid-19 India, Ini Kata Ahli

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com