KOMPAS.com - Setelah dalam beberapa bulan terakhir kasus infeksi Covid-19 di Wuhan hanya ditemukan dalam jumlah sangat sedikit, masyarakat Wuhan tampaknya sudah mulai bernapas lega bisa terbebas dari virus corona.
Mereka kini mulai beraktivitas seperti sedia kala, bahkan Sabtu (1/5/2021) lalu, sekitar 11.000 warga menghadiri Strawberry Music Festival di Garden Expo Wuhan, yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional.
Orang-orang yang hadir tampak bebas berjoget dan bernyanyi bersama tanpa memakai masker. Kalaupun ada di antara penonton yang tetap memakai masker, jumlahnya jauh lebih sedikit dari yang tidak memakai masker.
Baca juga: 4 Skenario Asal Mula Virus Corona di Wuhan Menurut WHO
Padahal tahun lalu, kota Wuhan yang ada di Provinsi Hubei, China, masih menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, sebagai kota pertama yang menghadapi wabah virus corona.
Akibat hal tersebut pemerintah China terpaksa melakukan lockdown terhadap Wuhan selama lebih dari dua bulan pada awal tahun 2020.
Seperti telah diberitakan Kompas.com sebelumnya, berdasarkan data pemerintah setempat, Wuhan saat ini dinyatakan hampir sepenuhnya bebas dari Covid-19, dan masyarakatnya sudah kembali ke kehidupan normal.
Hal ini tentu menimbulkan rasa iri bagi masyarakat di berbagai Negara yang masih berjuang terbebas dari Covid-19, termasuk Indonesia.
Lalu sebenarnya, mungkinkah Indonesia bisa bebas Covid-19 seperti Wuhan?
Menurut epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, kondisi Wuhan yang hampir sepenuhnya terbebas dari Covid-19 adalah buah dari perjuangannya sejak awal pandemi di tahun lalu.
Ia mengatakan, saat pertama kali muncul ledakan kasus Covid-19 di Wuhan, tanpa ragu pemerintah China langsung menerapkan lockdown. Selain itu juga konsisten memperkuat 3T, yaitu pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).
Bahkan ketika muncul gelombang berikutnya, Dicky berkata, pemerintah Wuhan bergerak cepat melakukan tes pada seluruh penduduknya yang berjumlah sekitar 11 juta orang, kurang lebih dalam waktu satu minggu.
“Jadi, kalau masyarakat Wuhan sekarang sudah menikmati itu, ya karena sebelumnya sudah ada intervensi yang luar biasa, termasuk dengan lockdown ketat, protokol kesehatan yang ketat, dan pemantauan individu melalui aplikasi,” ujar Dicky kepada Kompas.com, Selasa (5/4/2021).
“Sebenarnya kondisi seperti ini bukan hanya di Wuhan, kami di Australia juga sudah seperti itu, bisa menyaksikan pertandingan olahraga dan sebagainya. Bahkan Australia sudah lebih awal dari Wuhan,” imbuhnya.