Selain itu, kemungkinan juga karena pemerintah pusat dan daerah sudah banyak merelaksasi kebijakan aktifitas non esensial. Sehingga, masyarakat mengira keadaan pandemi Covid-19 sudah membaik.
“Awalnya masyarakat percaya tentang Covid-19 dan bahayanya, tapi karena kebijakan-kebijakan pemerintah yang paradoksal, masyarakat menganggap Covid-19 sudah tidak berbahaya, bahkan sudah tidak ada,” jelasnya pada Kompas.com, Rabu (28/4/2021).
Baca penjelasan selengkapnya di sini:
Kerumunan Pendukung Persija, Mengapa Banyak Orang Indonesia Tak Takut Tertular Covid-19?
Pekan lalu, Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) mengumumkan keberhasilannya mengekstraksi udara di Mars menjadi oksigen.
Kemajuan ini tentu akan membantu para astronot di masa depan untuk mengeksplorasi planet merah.
Diberitakan sebelumnya, wahana penjelajah - atau yang biasa disebut rover - milik NASA mengekstraksi karbon dioksida dari atmosfer Mars.
Setelah itu, secara elektrokimia rover memisahkan atom oksigen dari molekul karbon dioksida tersebut. Untuk diketahui, atmosfer Mars mengandung sekitar 95 persen karbon dioksida. Sisanya adalah nitrogen dan argon.
Dilansir NPR, Kamis (22/4/2021), rover Perseverance menggunakan instrumen yang dinamai "Moxie".
Moxie adalah kependekan dari Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment atau Eksperimen pemanfaatan sumber daya dalam situasi asli oksigen Mars.
Setelah rover Perseverance mengumpulkan udara dari atmosfer Mars, Moxie memanaskan karbon dioksida (dari udara Mars) untuk memisahkan kandungannya secara kimiawi.
Baca selengkapnya di sini:
NASA Sukses Ubah Udara di Mars Jadi Oksigen, Begini Cara Membuatnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.