Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurutan Genom Tunjukkan Harapan Penyelamatan Populasi Badak Sumatera

Kompas.com - 28/04/2021, 18:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Badak Sumatera menjadi salah satu spesies mamalia yang paling terancam punah di dunia. Saat ini saja diprediksi kurang dari 100 ekor badak Sumatera yang tersisa.

Minimnya populasi juga membuat khawatir para peneliti karena dengan kondisi tersebut badak berpotensi untuk melakukan perkawinan sedarah.

Dengan perkawinan sedarah keragaman genetik badak bisa menjadi makin terbatas yang dapat berakibat pada kesehatan spesies maupun keturunannya sendiri.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Perlu Menjaga Populasi Badak Sumatera Asli Indonesia

Tetapi apa yang ditemukan dalam sebuah studi dari Center for Palaeogenetics di Stockholm ternyata mengungkapkan hasil yang menarik.

Seperti dikutip dari Phys, Rabu (28/4/2021) para peneliti menemukan jika populasi terakhir badak Sumatera justru menunjukkan tingkat perkawinan sedarah yang sangat rendah.

Temuan ini pun menjadi sebuah kabar baik, karena artinya masih ada waktu untuk melestarikan keanekaragaman genetik spesies tersebut.

Hasil studi tersebut terungkap setelah melakukan pengurutan genom dari 21 spesimen modern dan historis.

Melalui pengurutan tersebut peneliti dapat menyelidiki kesehatan genetik pada badak yang hidup hari ini serta populasi yang baru saja punah.

"Yang mengejutkan, kami menemukan tingkat perkawinan sedarah yang relatif rendah dan keragaman genetik yang tinggi pada populasi saat ini di Kalimantan dan Sumatera," ungkap Johanna von Seth, Ph.D. mahasiswa di Pusat Paleogenetik dan juga salah satu penulis studi.

Selain itu peneliti juga menemukan, bahwa ada banyak mutasi yang berpotensi berbahaya dalam genom badak-badak yang membuat kemungkinan buruk di masa depan.

Baca juga: Badak Sumatera Terancam Punah, Yayasan Kehati Jalankan Program TFCA

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com