Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Liar bisa Lindungi Masa Depan Minuman Kopi dari Perubahan Iklim

Kompas.com - 21/04/2021, 18:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

KOMPAS.com- Tanaman kopi umumnya tumbuh di dataran tinggi yang cenderung bersuhu dingin. Namun, ada satu spesies tanaman kopi liar yang berbeda dan disebut bisa melindungi masa depan minuman kopi dari ancaman perubahan iklim.

Spesies tanaman kopi liar, Coffea stenophylla, adalah jenis tanaman kopi yang unik dan berbeda dari kebanyakan tanaman kopi pada umumnya.

Sebab, seperti dikutip dari BBC Indonesia, Rabu (21/4/2021), spesies tanaman kopi yang 'terlupakan' ini dapat tumbuh di dalam kondisi lingkungan yang lebih hangat.

Tak dipungkiri bahwa dampak perubahan iklim kian nyata dan mengancam berbagai lini kehidupan, tak terkecuali komoditas pangan.

Temperatur Bumi yang semakin meningkat akibat pemanasan global, akan membuat kopi bercita rasa enak semakin sulit untuk tumbuh.

Baca juga: Apa Efek Konsumsi Kopi saat Sahur Selama Puasa Ramadhan?

 

Para ilmuwan mengatakan spesies tanaman kopi liar ini dapat melindungi masa depan minuman kopi yang menjadi favorit semua orang, dari ancaman perubahan iklim dan pemanasan global.

Berbagai studi telah memperkirakan bahwa pada tahun 2050 mendatang, sekitar setengah dari lahan yang digunakan untuk menanam kopi kualitas tinggi, tidak akan lagi produktif.

"Kopi liar yang rasanya enak dan toleran terhadap panas dan kekeringan adalah harta karun dalam pemuliaan kopi," kata Dr. Aaron Davis, kepala divisi riset kopi di Royal Botanic Gardens, Kew, Inggris.

Coffea stenophylla, menurut para ilmuwan, merupakan spesies tanaman kopi liar yang cukup langka. Rasanya disebut tak kalah dengan kopi-kopi berkualitas tinggi lainnya.

Bahkan, menurut ahli, kopi liar ini memiliki rasa yang mirip dengan kopi Arabika kualitas tinggi.

"Dan kami sangat terkejut ketika mengetahui bahwa rasanya luar basa. Ia (tanaman kopi liar Stenophylla) memiliki sifat-sifat lain yang terkait dengan toleransi iklim. Ia akan tumbuh dan panen dalam kondisi yang jauh lebih hangat dari kopi Arabika," jelas Davis.

Baca juga: 8 Cara Membuat Kopi Jadi Lebih Sehat Dikonsumsi

Foto dirilis Selasa (16/3/2021), memperlihatkan petani memanen kopi arabika Gayo di Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Pandemi Covid-19 yang juga telah merambah dataran tinggi Gayo di Aceh tidak menyurutkan semangat para petani kopi arabika di daerah itu untuk terus meningkatkan produksi yang permintaannya kembali meningkat di pasar internasional.ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA Foto dirilis Selasa (16/3/2021), memperlihatkan petani memanen kopi arabika Gayo di Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Pandemi Covid-19 yang juga telah merambah dataran tinggi Gayo di Aceh tidak menyurutkan semangat para petani kopi arabika di daerah itu untuk terus meningkatkan produksi yang permintaannya kembali meningkat di pasar internasional.

Kopi liar langka rasa mirip Arabika

Lantas, dari mana asal tanaman kopi liar langka ini?

Tanaman kopi liar, Coffea stenophylla adalah spesies kopi liar dari Afrika Barat yang sempat diduga telah punah di luar Pantai Gading.

Namun, baru-baru ini, spesies tanaman kopi tersebut ditemukan lagi di alam liar di Sierra Leone, di lokasi di mana tanaman ini pernah ditanam di perkebunan pada sekitar satu abad lalu.

Sampel biji kopi dari Sierra Leone dan Pantai Gading, kemudian dipanggang dan diseduh menjadi kopi, yang kemudian dicicipi oleh panel ahli kopi.

Saat mencicipinya, lebih dari 80 persen juri tidak dapat membedakan cita rasa antara kopi Stenophylla dan Arabika.

Baca juga: Jangan Minum Kopi Sebelum Sarapan, Studi Jelaskan Alasannya

 

Studi tentang tanaman kopi liar Stenophylla ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Plans.

Para peneliti juga membuat pemodelan data iklim dari tumbuhan tersebut. Hasilnya menunjukkan tanaman kopi liar Afrika ini dapat menoleransi temperatur setidaknya 6 derajat celsius, lebih tinggi dari tanaman kopi Arabika.

Untuk melestarikannya, bibit tanaman kopi liar ini akan ditanam mulai tahun ini, untuk mulai menilai potensinya dalam menjaga masa depan kopi berkualitas tinggi.

Davis berharap bahwa biji kopi liar Stenophylla, pada suatu hari ini dapat ditanam lagi di Sierra Leone dalam skala besar.

Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Kopi Tanpa Kafein Alias Kopi Decaf?

Ilustrasi minum kopi, manfaat minum kopi, kafein, konsumsi kopi.PEXELS/BURST Ilustrasi minum kopi, manfaat minum kopi, kafein, konsumsi kopi.

"Kopi ini tidak akan dijual di kedai kopi dalam dua tahun ke depan, tapi saya pikir dalam lima sampai tujuh tahun kita akan menyaksikan kopi ini masuk ke pasar sebagai kopi untuk pasar tertentu, kopi kualitas tinggi, dan setelah itu saya pikir kopi ini akan menjadi lebih umum," jelas Davis.

Industri kopi dunia, umumnya didominasi oleh dua jenis biji kopi, yakni kopi Arabika (Coffea arabica) dan kopi Robusta (Coffea canephora).

Spesies tanaman kopi lainnya, namun jarang dimanfaatkan sebagai minuman kopi adalah Liberica (Coffea liberica) yang banyak ditanam di seluruh dunia.

Kendati demikian, kopi Arabika adalah jenis biji kopi yang diklaim memiliki cita rasa yang lebih unggul. Tanaman kopi Arabika ditanam di pegunungan dan menyumbang lebih dari 60 persen produksi kopi dunia.

Namun, tentunya, perubahan iklim di masa depan, akan menjadi tantangan berat bagi tanaman kopi ini.

Baca juga: Studi Baru Sebut Limbah Kopi Bantu Pemulihan Hutan Tropis

 

Bahkan, para petani kopi Arabika sudah mulai mengalami dampak dari peningkatan suhu, serta curah hujan yang rendah atau tidak menentu, dari perubahan iklim di masa kini.

Tak hanya perubahan iklim dan pemanasan global, acaman lain yang dihadapi kopi Arabika adalah produksi kopi, termasuk fluktuasi harga, serangan hama, penyakit dan cuaca ekstrem.

Kopi liar, kemungkinan menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan masa depan minuman kopi yang disukai hampir seluruh penduduk Bumi.

Kebanyakan pohon kopi liar tumbuh di hutan-hutan terpencil di Afrika dan pulau Madagaskar.

Namun, di luar Afrika, tanaman kopi liar juga ditemukan di iklim tropis lainnya, termasuk beberapa daerah di India, Sri Lanka dan Australia.

Baca juga: Kabar Buruk, 60 Persen Varietas Kopi Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com