Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2021, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Malang merupakan salah satu kota yang terletak di Jawa Timur.

Kota yang didirikan pada zaman Belanda ini mengalami berbagai peristiwa penting, mulai dari kejayaan kerajaan di Nusantara hingga pembangunan di masa Pemerintah Penjajahan Belanda.

Kota yang terkenal dengan kuliner bakso Malang dan klub sepakbola Arema ini memiliki sejarah penting dalam penamaan asal-usul Malang.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), arti kata malang adalah terletak melintang atau dalam kata sifat berarti bernasib buruk.

Namun, asal-usul nama Malang tidak berhubungan dengan dua makna yang ada di KBBI itu.

Baca juga: Asal-usul Nama Bandung, dari Kisah Kendaraan Air hingga Bendungan

Penamaan kota Malang

Asal usul penamaan Malang sampai sekarang masih diperdebatkan oleh para ahli sejarah. Setidaknya ada dua teori di balik penamaan kota Malang.

Malang Kucecwara

Kota Malang memiliki nama lengkap Malang Kucecwara yang berarti Tuhan akan membantu kita menaklukkan yang jahat.

Hipotesis pertama merujuk pada nama sebuah bangunan suci bernama Malangkuçeçwara (diucapkan [mala?ku?e?woro]).

Bangunan suci tersebut disebut dalam dua prasasti Raja Balitung dari Mataram Kuno, yakni Prasasti Mantyasih tahun 907 Masehi dan Prasasti 908 Masehi.

Dalam buku The Miracle of Language yang ditulis Moses Adesan Mihaballo, Heru Susanto, dan Sriyana, para ahli masih belum memperoleh kesepakatan di mana bangunan tersebut berada.

Di satu sisi, ada sejumlah ahli yang menyebutkan bahwa bangunan Malangkuçeçwara terletak di daerah Gunung Buring, suatu pegunungan yang membujur di sebelah timur Kota Malang di mana terdapat salah satu puncaknya bernama "Malang".

Pihak yang lain di sisi lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci tersebut terdapat di daerah Tumpang, Kabupaten Malang.

Di daerah tersebut, terdapat sebuah desa bernama Malangsuka, yang menurut para ahli sejarah berasal dari kata Malangkuça (diucapkan [malanku?o?]) yang diucapkan terbalik.

Pendapat ini diperkuat oleh keberadaan peninggalan-peninggalan kuno di sekitar Tumpang seperti Candi Jago dan Candi Kidal yang merupakan wilayah Kerajaan Singhasari.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com