KOMPAS.com - Waktu dan durasi puasa Ramadhan di setiap kota dan negara berbeda. Ada negara yang mengalami durasi sangat panjang, ada pula yang singkat.
Sebagai contoh, kota Nuuk, di Greenland merupakan salah satu kota dengan durasi puasa terpanjang, yakni hingga 20 jam.
Namun di Santiago, Chile dan Australia puasa hanya berlangsung 11,5 jam.
Kenapa puasa di berbagai negara ini berbeda?
Baca juga: Mengenal Hilal, Penentu Awal Bulan Ramadhan dan Sabda Nabi SAW
Dalam artikel Kompas.com yang tayang 2019, astronom amatir Marufin Sudibyo pernah menjelaskan mengenai fenomena ini.
Dia menjelaskan, puasa dimulai saat cahaya fajar astronomis muncul di kaki langit timur dan berakhir ketika piringan teratas Matahari meninggalkan garis kaki langit barat atau terbenam sempurna.
Namun, kedudukan Matahari berbeda-beda mengikuti gerak semu tahunannya, sehingga durasi puasa di seluruh dunia pun berbeda-beda tergantung kedudukan garis lintangnya.
Indonesia yang berada di kawasan tropis mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh fenomena ini karena kedudukan Matahari yang mengalami gerak semu tahunan di antara garis balik utara (lintang 23,5 LU) hingga garis balik selatan (lintang 23,5 LS). Namun, lain ceritanya dengan negara-negara di kawasan subtropis.
Durasi puasa jadi berbeda-beda seiring peningkatan garis lintang.
Dia mengatakan, durasi puasa terpanjang bagi kawasan subtropis terjadi pada puncak musim panas, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin panjang.
Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan.
"Sebaliknya durasi puasa terpendek terjadi pada puncak musim dingin, di mana bagi belahan Bumi utara, semakin mendekat ke arah kutub utara, maka durasi puasa akan semakin pendek. Hal yang sama berlaku pula bagi belahan Bumi selatan,” katanya.
Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh Selama Puasa
Berikut daftar durasi puasa di 59 kota dunia, diurutkan dari perkiraan waktu terpanjang hingga terpendek: