Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Isbat Sore Ini, Begini Cara Ilmuwan Melihat Hilal Awal Ramadhan

Kompas.com - 12/04/2021, 14:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1442 akan digelan Kementerian Agama, Senin (12/4/2021) sore.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, dalam pelaksanaan sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1442 H ada tiga tahapan:

  • Pertama, pada pukul 16.45 WIB, akan dimulai dengan pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag. Sesi ini akan disiarkan langsung melalui tayangan televisi.
  • Kedua, setelah shalat maghrib, akan digelar sidang isbat awal Ramadhan. Tahap ini digelar secara tertutup.
  • Ketiga, akan digelar konferensi pers penyampaian hasil sidang isbat oleh Menteri Agama. Penyampaian keputusan akan akan disiarkan TVRI dan media sosial Kemenag.

Lantas, bagaimana para ilmuwan melihat posisi hilal?

Baca juga: Apa Itu Hilal, Penentu Awal Bulan Ramadhan dan Sabda Nabi SAW

Cara melihat hilal

Hilal adalah bulan sabit tertipis yang berkedudukan rendah di atas cakrawala langit barat, dan sudah diamati tepat selepas terbenamnya Matahari.

Astronom amatir Marufin Sudibyo mengatakan kepada Kompas.com 22 April 2020, terbenamnya matahari adalah patokan dalam menentukan hilal.

"Hilal menjadi penentu bagi awal bulan kalender Hijriyyah karena sifatnya. Bilamana pada senja hari hilal terlihat, maka di senja hari sebelumnya hilal tidak akan ada di atas cakrawala langit Barat karena Bulan memang tidak ada di sana,” jelas Marufin.

Untuk melihat hilal, ada tiga metode yang bisa dilakukan:

  1. Mata telanjang
  2. Alat bantu optik tapi tetap mengandalkan mata
  3. Alat bantu optik dengan sensor atau kamera

Berikut penjelasannya:

1. Metode mata telanjang

Metode petama adalah dengan mata telanjang.

"Metode pertama adalah menggunakan mata telanjang, tanpa alat bantu optik sama sekali. Sehingga menghasilkan fenomena kasatmata-telanjang,” tutur Marufin.

2. Alat bantu optik tapi mengandalkan mata

Metode kedua dilakukan dengan menggunakan alat bantu optik terutama teleskop, namun tetap mengandalkan penglihatan mata.

“Ini menghasilkan fenomena kasatmata-teleskop,” tambahnya.

3. Alat optik yang terangkai sensor atau kamera

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com