Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/04/2021, 12:01 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orangtua tentu ingin anaknya memiliki kehidupan sosial yang baik, termasuk memiliki teman dekat untuk bermain bersama.

Namun, sebagian anak tampaknya tak hanya memiliki teman di kehidupan nyata, tapi juga teman yang ada dalam khayalannya.

Sebenarnya, normalkah jika anak memiliki teman khayalan, bahkan hingga berbicara sendiri dengan teman khayalannya?

Baca juga: Soal Tumbuh Kembang Anak, Jangan Lupakan 5 Potensi Prestasi Si Kecil

Menurut psikolog klinis Kate Eshleman, PsyD dari Cleveland Clinic, memiliki teman khayalan bagi seorang anak adalah hal yang wajar. Begitu pun jika tidak memiliki teman khayalan.

“Sedikit lebih dari setengah anak- anak memiliki teman khayalan atau teman bermain pada saat tertentu. Tapi jika anak tidak memilikinya, tidak apa-apa juga. Itu tergantung pada anak tersebut," ujar Eshleman.

Anda mungkin mengira bahwa hanya anak-anak yang berusia sangat kecil yang memiliki teman khayalan, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa anak yang lebih besar juga memiliki teman khayalan.

“Ini umum terjadi pada anak-anak hingga usia 12 tahun,” kata Dr. Eshleman.

Teman khayalan bisa menjadi bagian dari imajinasi anak. Atau temannya itu mungkin boneka binatang atau mainan yang mereka mainkan perannya. Bagaimanapun, itu adalah bagian normal masa kanak-kanak.

Teman khayalan bukan tanda stres atau kesepian

Saat anak berbicara dengan teman khayalannya atau dengan boneka beruangnya, ia mungkin sedang menggunakan teman imajinernya untuk memutar ulang atau mengerjakan hal-hal yang mereka alami dalam hidup,.

“Ini adalah cara untuk membantu mereka mempraktikkan keterampilan sosial dan memproses hal-hal yang mereka lihat. Itu tidak berarti ada yang salah dengan anak Anda," tegas psikolog anak dan remaja ini.

Sebagian orangtua mungkin akan merasa canggung, ketika anak mendiskusikan teman khayalannya dengan Anda.

Tapi Dr. Eshleman mengatakan, itu justru merupakan kesempatan baik bagi orangtua untuk bermain bersama.

“Perlakukan teman khayalan anak Anda seperti temannya di kehidupan nyata. Tanyakan kepada anak Anda siapa nama temannya. Atau bicarakan tentang apasaja yang telah mereka lakukan hari ini. ”

Bukan hanya bermain bersama, ada kalanya anak Anda ingin mengajak teman khayalannya makan bersama di meja makan. Tenang saja, tak perlu bersikap ekstrem, karena ini juga hal yang wajar.

Orangtua bisa membuat kesepakan dengan anak, bagaimana aturan makan yang berlaku di meja makan. Ini untuk menghindari anak membuang-buang makanan, saat ia memberi makan teman khayalannya.

Baca juga: Tak Seperti Orang Dewasa, Sistem Kekebalan Anak-anak Lebih Kuat Melawan Virus Corona

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Kapan harus menemui dokter anak?

Jika anak Anda sangat kreatif, interaksi mereka dengan teman khayalannya bisa sangat meyakinkan.

Meski demikian, bukti menunjukkan, bahwa anak-anak tahu teman khayalan mereka itu tidak nyata. Mereka mungkin membicarakannya seolah-olah mereka nyata, tetapi mereka sadar bahwa itu hanya khayalan.

Tetapi untuk amannya, konsultasikan dengan dokter anak jika anak Anda:

- Tampak takut dengan teman khayalan mereka.
- Ia mengatakan, teman khayalannya menyuruh mereka melakukan hal-hal yang tidak aman.
- Memiliki perubahan dalam kebiasaan makan atau tidur (meskipun ini bisa menjadi bagian normal dari perkembangan).
- Menunjukkan perubahan besar dalam sikap atau perilaku mereka.
- Masih memiliki teman khayalan setelah usia 12 tahun.

Ingatlah, bahwa Anda akan melihat beberapa perubahan perilaku saat anak Anda tumbuh, dan ini normal. Tapi jika Anda tidak yakin dan merasa khawatir, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter.

Sisi positif teman khayalan

Jika anak Anda memiliki teman khayalan, sebenarnya orangtua juga bisa memetik manfaatnya. Bagaimanapun, teman khayalan adalah pendengar yang luar biasa yang selalu tersedia untuk anak Anda.

“Saat Anda sibuk dengan tugas lain, anak Anda dapat mengobrol dengan teman khayalannya. Hal itu bisa membuat anak sibuk, dan tentu membantu orangtua juga,” kata Dr. Eshleman.

Sebagai informasi, Eshleman mengatakan, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki teman khayalan sering kali tumbuh menjadi orang dewasa yang sangat kreatif. Sehingga, orangtua tak perlu terlalu khawatir soal hal ini.

Baca juga: Studi Buktikan, Bermain di Alam Kurangi Risiko Alergi pada Anak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com