Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Baru dan Kematian akibat Kanker di Indonesia Naik 8,8 Persen

Kompas.com - 03/04/2021, 20:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Data menunjukkan bahwa angka kasus baru dan kematian akibat kanker di Indonesia meningkat sekitar 8,8 persen hanya dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Data ini disimpulkan berdasarkan studi Global Burden of Cancer Study (Globocan) pada tahun 2018 dan 2020.

Berdasarkan data Globocan, angka kejadian kanker di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari angka kasus baru maupun kematian akibat kanker.

Jika pada tahun 2018 angka kasus baru tercatat 348.809, maka kasus kanker di Indonesia 2020 menjadi 396.914 kasus.

Sedangkan, angka kematian akibat kanker pada tahun 2018 sebesar 207.210 juga meningkat menjadi 234.511 kasus.

Baca juga: Kanker Serviks Kini Bisa Menyerang Kaum Milenial

 

Hal ini dinilai para ahli cukup mengkhawatirkan karena dampak penyakit kanker ini bukan hanya berlaku terhadap pasien saja.

Melainkan juga bisa berdampak kepada keluarga, seperti anak-anak kehilangan kesempatan tumbuh didampingi ibu atau terkendala mendapat Air Susu Ibu (ASI), pengasuhan optimal dan berkualitas.

Serta, juga berpeluang membuat suatu keluarga menjadi kesulitan finansial akibat pencari nafkah. Misalnya ayah atau ibu mereka yang sakit atau meninggal akibat penyakit tidak menular kanker ini.

Sehingga, secara luasnya, kasus penyakit kanker ini dapat berdampak terhadap kondisi sosial, ekonomi masyarakat dan negara.

Baca juga: Fasilitas untuk Pengobatan Kanker di Indonesia Masih Minim

 

Oleh karena itu, Koordinator Pengembangan Pelayanan Kanker Terpadu RS Cipto Mangunkusumo/FKUI (PKat-RSCM), Prof Dr dr Soehartati Gondhowiardjo SpRad(k) mengatakan bahwa untuk dapat menekan laju kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit kanker ini, maka edukasi terkait pencegahan dan penanganan kanker untuk masyarakat khususnya pasien menjadi sangat penting.

"Sebenarnya kanker bisa dicegah," kata Soehartati dalam diskusi daring bertajuk Blak Blakkan Curhat Yuk: Indonesian 12th Annual Cancer Survivors Gathering No Mager No Baper, Sabtu (3/4/2021).

Menurut dia, edukasi terkait pencegahan kanker ini sebenarnya bisa dilakukan dengan peran aktif berbagai pihak, termasuk komunitas penyintas multikanker, pemerintah, LSM atau organisasi pendukung (survivors) kanker.

Baca juga: Belajar dari Kak Seto, Ketahui 4 Faktor Risiko Kanker Prostat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com