Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta: Apakah Matahari juga Berotasi?

Kompas.com - 03/04/2021, 18:02 WIB
Dea Syifa Ananda,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Ekuatornya berputar paling cepat dan membutuhkan waktu sekitar 24 hari untuk berputar sedangkan kutubnya membutuhkan waktu lebih dari 30 hari.

Lebih lanjut NASA mengungkapkan bahwa bagian dalam matahari juga berputar lebih cepat daripada lapisan luarnya.

Pusat Tenaga Surya Universitas Stanford, Inggris mengatakan pada tahun 1612 Galileo Galilei melihat sesuatu yang aneh yaitu bintik matahari bergerak melintasi cakram matahari dari waktu ke waktu dan ini mengkonfirmasi terjadinya rotasi pada matahari.

Bahkan saat ini, para peneliti dapat memantau pergerakan dan laju rotasi matahari dengan mengamati aktivitas bintik matahari.

Baca juga: Ledakan Suar Matahari Terbesar Mencapai Bumi, Apa Dampaknya?

 

Bintik matahari terjadi ketika plasma matahari berinteraksi dengan medan magnetnya dan dapat menyebabkan semburan matahari dan jenis badai matahari lainnya.

Uniknya, bintik matahari ini adalah area dingin di permukaan matahari, meskipun "dingin" adalah istilah relatif.

Bintik matahari rata-rata sekitar 5.000 hingga 7.500 derajat Fahrenheit (2.760 hingga 4150 derajat Celcius).

Hal ini berbeda dengan daerah sekitar Matahari, yang rata-rata memiliki suhu sekitar 9.900 derajat F (5.480 C).

Baca juga: Inti Matahari Itu Seperti Apa? Sains Menjawab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com