Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Lemah Bisa Picu Munculnya Mutasi Virus Berbahaya, Kok Bisa?

Kompas.com - 29/01/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Kasus di kota Manaus, Brasil bisa jadi contoh nyata kecepatan luar biasa mutasi virus SARS-CoV-2.

Teorinya, setelah lebih 75 persen warga terinfeksi Agustus 2020, harusnya terbentuk herd immunity. Tapi bulan Desember tahun lalu, rumah sakit kembali dipenuhi pasien positif corona.

Pemicunya, diduga varian virus mutasi P.1. Strain ini bisa "lolos" dari respons imunitas orang yang sembuh Covid-19 dan menyebabkan infeksi ulang.

Kejelasan dari fenomena ini diharap diperoleh dari sequencing sampel virus dari pasien.

Baca juga: Ilmuwan Buktikan Kemampuan Sel T Menyerang Infeksi Virus Corona

Apa yang disebut fenomena "Immune Escape" ini merupakan ancaman serius, karena pasien Covid-19 yang sudah sembuh bsa terinfeksi ulang.

Juga vaksin yang sudah mendapat izin, bisa kehilangan keampuhannya dan harus terus menerus diperbarui agar tetap ampuh.

Walau begitu, sejauh ini varian virus mutasi tidak menunjukkan resistensi terhadap vaksin baru yang sudah mendapat izin, dan disuntikkan pada jutaan orang di seluruh dunia.

Demikian diungkapkan Philip Krause, ketua kelompok kerja vaksin Covid-19 Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Namun ada kabar kurang baiknya, kecepatan evolusi virus ini mengindikasikan, varian ini juga bisa secepat kilat mengembangkan fenotipe yang resisten, di luar perhitungan kita," ujar Krause dalam jurnal ilmiah Science.

Evolusi varian virus

Seperti sudah diketahui, untuk berkembang biak, virus menyusupkan informasi genetikanya ke sel inang.

Dan pada setiap reproduksi virus, muncul kesalahan kecil "copy" kode genetikanya.
Artinya virus mengalami mutasi.

Vaksin yang sekarang digunakan untuk meredam pandemi, memberikan tekanan evolusi pada virusnya.

Dengan itu varian virus melakukan seleksi alamiah dan tetap mampu melakukan reproduksi, lewat mutasi yang mampu meloloskan diri dari sistem kekebalan tubuh.

Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.SHUTTERSTOCK/Polina Tomtosova Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Ini tidak berarti virus yang melakukan seleksi alamiah menjadi lebih mematikan.
Pasalnya, virus yang membunuh inangnya terlalu cepat akan sulit melakukan reproduksi dan akan musnah. Sementara varian virus yang lebih jinak bisa terus berkembang biak.

Walau begitu data dari New and Emerging Virus Threats Advisory Group di Inggris menyebutkan, varian virus mutasi yang mula-mula ditemukan di Inggris, 70 persem lebih cepat menyebar, melainkan juga kemungkinan bisa lebih mematikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com