Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Overthinking dan Gangguan Kecemasan, Apa Itu dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Kompas.com - Diperbarui 15/08/2022, 16:58 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Perasaan overthinking, insecure dan anxiety atau gangguan kecemasan seringkali menjadi masalah pemicu berbagai kesehatan mental.

Namun, apakah perasaan ini wajar?

"Ketiga hal itu berbeda, namun memiliki masalah yang saling berkaitan. Semuanya memaksimalkan fungsi berpikir kita," kata psikolog klinis RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, Gilberta Permata Mahanani, dalam acara zoom meeting bertajuk Starting Line: Overthinking and Anxiety: Insecurities, Sabtu (23/1/2021).

Istilah overthinking atau berpikir berlebihan merujuk pada proses menganalisis secara terus-menerus. Biasanya kondisi ini muncul dengan rasa kekhawatiran dan pemikiran obsesif.

Sedangkan anxiety adalah kecemasan yang sifatnya masa depan. Bentuk kekhawatiran atau ketakutan pada sesuatu yang belum tentu akan terjadi.

"Misalnya, besok mau reuni, lalu ada teman yang suka bully. Kemudian muncul kepikiran, jangan-jangan dia besok begini aku, dan lain-lain," kata psikolog yang biasa disapa Gilbi ini.

Sementara insecurities adalah perasaan yang berkaitan dengan kepercayaan diri, yang mana ada bentuk perasaan tentang penilaian soal dirinya, ada rasa tidak aman.

Baca juga: Kenali Gejala Gangguan Kecemasan Sosial, dari Berkeringat hingga Menghindari Orang Lain

Lantas, apakah normal memiliki perasaan seperti overthinking, gangguan kecemasan dan insecure tersebut?

"Itu normal, itu natural. Karena kita manusia diciptakan sekompleks itu," kata Gilbi dalam acara yang digagas oleh Seribu Tujuan. 

Lebih lanjut Gilbi mengatakan bahwa manusia adalah makhluk dengan bentuk otak yang paling sempurna.

Dia menjelaskan berdasarkan tingkatan fungsi otak pada reptil hanya dirancang untuk survive, sehingga tidak punya empati.

Selanjutnya, otak pada mamalia, lebih memiliki emosi dan empati. Misalnya, hewan peliharaan kita seperti anjing atau kucing.

"Manusia, fungsi otaknya lebih kompleks, kita punya 'planning' perencanaan. Tapi masalahnya, kecanggihan prosesor otak kita kadang salah, jadi sangat wajar untuk muncul perasaan-perasaan seperti anxiety, insecure dan lain sebagainya," jelas Gilbi.

Kendati demikian, perasaan-perasaan seperti overthinking, gangguan kecemasan dan insecure ini, pada akhirnya tidak selalu buruk, jika dapat diatasi dengan baik. Bahkan, bisa memberi motivasi bagi diri kita.

Baca juga: Kecemasan Bisa Tingkatkan Memori, tetapi Juga Bisa Mengganggunya

Ilustrasi pria sedang overthinking.pressfoto/ Freepik Ilustrasi pria sedang overthinking.

Lantas, bagaimana cara mengatasi perasaan overthinking, anxiety atau gangguan kecemasan maupun insecurity?

Gilbi menjelaskan bahwa ada tiga hal yang perlu diketahui bahwa perasaan-perasaan tersebut bisa jadi disebabkan oleh penolakan, kegagalan atau perfectionism, menuntut diri untuk menjadi sempurna.

"Ketiga hal itu perlu diingat. Sebab, jangan-jangan yang jadi beban pikiran itu adalah diri kita sendiri," ungkap Gilbi.

Hal paling penting dalam mengatasi perasaan-perasaan tersebut yakni dengan berhenti selalu membandingkan diri kita dengan orang lain.

Baca juga: Perjalanan Kadek Arimbawa Mengobati Kecemasan Diri lewat Seni

 "Semua orang punya waktu dan porsinya, jadi jangan membandingkan diri sendiri. Bisa dengan cara membatasi sosial media, karena ini bisa membuat kita jadi membandingkan diri kita," jelas Gilbi.

Selain itu, bisa juga dengan melakukan evaluasi diri dan perenungan untuk kembali melihat ke dalam diri kita sendiri, sehingga bisa membantu diri kita untuk mengatasi perasaan seperti gangguan kecemasan, anxiety maupun overthinking.

Starting Line adalah ruang diskusi yang nyaman dan membuka wawasan lebih mengenai kepercayaan diri dan membangun self-love.

Acara ini berawal dari pengalaman-pengalaman pribadi masyarakat Indonesia yang belum mencintai dan percaya pada dirinya sendiri.

Baca juga: Waspadai Gangguan Kecemasan Jika Mengalami 7 Tanda Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com