Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Vaksinasi Covid-19 Berhasil Berdampak pada Pandemi Virus Corona?

Kompas.com - 23/01/2021, 09:42 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Nature

KOMPAS.com- Sejak awal Januari 2021, program vaksinasi Covid-19 mulai dilakukan di sejumlah negara.

Kini, para ilmuwan mulai mencari tanda-tanda awal dari dampak vaksin terhadap pandemi virus corona.

Pekan lalu, para peneliti di Israel melaporkan angka-angka awal yang menunjukkan bahwa dari sekitar sepertiga orang yang telah divaksinasi, lebih kecil kemungkinannya untuk dites positif Covid-19.

Akan tetapi, masih perlu waktu untuk bisa memperjelas efek imunisasi pada populasi luas.

Dilansir dari Nature, Sabtu (23/1/2021), ada banyak faktor yang akan menentukan seberapa cepat para ilmuwan dapat mendeteksi efek vaksin terhadap pandemi ini.

Baca juga: Jokowi Divaksin, Apa Dampaknya untuk Keberhasilan Vaksinasi Covid-19?

 

 

Di antaranya seperti sejauh mana cakupan vaksin, efektivitas suntikan dalam mencegah penyakit dan infeksi, serta laju penularan virus corona, SARS-CoV-2.

Israel dan Uni Emirat Arab (UEA), adalah dua negara yang saat ini memimpin dalam cakupan vaksin Covid-19. Kedua negara ini telah melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap kurang lebih seperempat populasi mereka.

Sekitar 2 juta orang di masing-masing negara tersebut telah menerima suntikan vaksin virus corona. Selain kedua negara ini, Inggris dan Norwegia juga telah menargetkan program vaksinasi Covid-19 pada kelompok berisiko tinggi.

Baca juga: Bupati Sleman Positif Covid-19 Usai Vaksin, Begini Penjelasan Ahli

 

Inggris sedikitnya telah memvaksinasi lebih dari 4 juta orang, sebagian besar adalah tenaga kesehatan dan orang tua, termasuk mereka yang tinggal di panti jompo. Sementara Norwegia, telah mengimunisasi sekitar 40.000 orang yang semuanya tinggal di panti jompo.

Hasil awal tunjukkan efek vaksin Covid-19

Lantas, apakah ada petunjuk vaksinasi Covid-19 berhasil?

Israel termasuk negara pertama yang melaporkan hasil dari efek vaksin yang diberikan kepada orang-orang di luar uji klinis. Vaksinasi di negara ini menggunakan vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech.

Hasil awal setelah vaksinasi Covid-19 dilakukan menunjukkan bahwa vaksin corona berbasis RNA sebanyak dua dosis, dapat mencegah infeksi atau membatasi durasinya pada beberapa orang yang divaksinasi.

Baca juga: Jutaan Orang Fobia Jarum Suntik, Akankah Jadi Kendala Vaksinasi Covid-19?

Presiden Joko Widodo saat mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan ini sekaligus menandai program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO Presiden Joko Widodo saat mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan ini sekaligus menandai program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Dalam analisis awal efek vaksin bekerja terhadap 200.000 orang yang berusia lebih dari 60 tahun yang menerima vaksin, dibandingkan pada 200.000 orang yang tidak menerima vaksin.

Para peneliti menemukan bahwa kemungkinan untuk dites positif Covid-19 sekitar 33 persen lebih rendah, setelah dua minggu dari pemberian suntikan pertama.

"Kami senang melihat hasil awal yang menunjukkan dampak nyata dalam perkiraan waktu dan arah yang kami harapkan," kata Ran Balicer, ahli epidemiologi di penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, Clalit Health Service, di Tel Aviv.

Balicer berharap mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan dalam beberapa minggu setelah orang-orang menerima suntikan kedua.

Analisis lain disampaikan juga oleh Maccabi Healtcare Service, yang menemukan tren serupa, meskipun belum ada penelitian yang ditinjau sejawat.

Baca juga: [HOAKS] Pesan Berantai Vaksinasi Covid-19 Jokowi Gagal, Ini Penjelasan Ahli

 

Uji klinis vaksin Pfizer-BioNTech menunjukkan vaksin virus corona ini efektif 90 persen mencegah Covid-19. Data awal menunjukkan bahwa vaksin tersebut juga dapat memberikan perlindungan dari infeksi.

Akan tetapi, kata Balicer, akan memerlukan waktu lebih lama untuk menentukan apakah orang yang divaksinasi tidak lagi menyebarkan virus corona ke orang yang tidak divaksinasi.

Sebab, lebih dari 75 persen lansia di Israel telah divaksinasi. Balicer memperkirakan kemungkinan akan ada penurunan jumlah rawat inap di antara lansia yang divaksinasi selama beberapa minggu mendatang.

Sebagian besar negara yang telah melakukan vaksinasi Covid-19, memprioritaskan vaksin pada orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah.

Baca juga: Peluang Keberhasilan Program Vaksinasi Covid-19

 

Alexander Hogan, pemodel penyakit menular di Imperial College London mengatakan dari hasil awal tersebut, menjadi bukti pertama bahwa suntikan pertama dari vaksin di negara-negara tersebut kemungkinan berhasil mengurangi potensi rawat inap hingga kematian akibat Covid-19.

Natalie Dean, ahli biostatistik di University of Florida di Gainesville mengatakan jika vaksin efektif dalam mencegah infeksi, maka manfaat tidak langsungnya hanya akan terlihat setelah cukup banyak orang yang divaksinasi.

Kemungkinan Israel akan menjadi negara pertama yang melihat dampak luas populasi semacam ini. Sebab, vaksinasi yang dilakukan negara ini menggunakan vaksin dengan kemanjuran tinggi dan ditujukan untuk cakupan yang luas dengan tujuan eksplisit untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Saat cukup banyak orang yang menerima vaksin dan kebal terhadap virus corona, maka penyebarannya dapat dikendalikan.

Baca juga: Mengapa Pengendalian Pandemi Lewat Program Vaksinasi Covid-19 Tidak Mudah?

Ilustrasi vaksinasi lansia, vaksin untuk lansia, vaksin Covid-19 untuk lansia, vasinasi Covid-19 lansiaSHUTTERSTOCK/Bojan Milinkov Ilustrasi vaksinasi lansia, vaksin untuk lansia, vaksin Covid-19 untuk lansia, vasinasi Covid-19 lansia

Tantangan seusai vaksinasi virus corona

Dean menambahkan di beberapa tempat, tanda awal dari perlindungan mungkin tidak langsung muncul pada kelompok tertentu yang telah divaksinasi secara luas. Misalnya seperti pada petugas kesehatan dan perawatan jangka panjang, serta keluarga mereka.

"Penyakit menular sangat tidak dapat diprediksi, sehingga Anda membutuhkan banyak data untuk menghilangkan banyak ketidakpasitian," kata Dean.

Hogan mengatakan efek vaksin Covid-19 dalam mengurangi infeksi penyakit ini secara keseluruhan akan lebih sulit dipastikan di wilayah seperti Norwegia yang sebagian besar telah mengendalikan pandemi virus corona.

Baca juga: 9 Syarat Penerima Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19

 

Kendati demikian penularan virus yang semakin merajalela juga telah memperumit penyelidikan semacam itu, sampai negara-negara mencapai cakupan vaksin yang tinggi, imbuh Dean.

Petugas kesehatan yang divaksinasi, misalnya, mungkin dapat melindungi keluarga mereka dari infeksi, tetapi ketika virus ada di mana-mana, akan ada banyak kesempatan untuk masuk ke rumah.

Ahli epidemiologi di University of New South Wales, di Sydney, Australia, Raina MacIntyre mengatakan selain Israel, vaksin dalam waktu dekat tidak akan berdampak pada penyebaran virus.

Baca juga: Jutaan Orang Fobia Jarum Suntik, Akankah Jadi Kendala Vaksinasi Covid-19?

 

"Banyak negara lain menggunakan vaksin dengan efikasi yang jauh lebih rendah, yang kemungkinan tidak dapat mengendalikan infeksi," kata dia.

Dalam pemodelan penyakit menular Hogan, menunjukkan bahwa vaksin yang kurang efektif dalam mencegah infeksi akan berdampak lebih kecil pada penularan virus corona SARS-CoV-2 di populasi.

"Tetapi bahkan (vaksinasi Covid-19) dengan vaksin yang tidak sempurna, dampak pada tingkat populasi terhadap kematian masih cukup besar," katanya.

Baca juga: Komnas KIPI: Sejauh Ini Tak Ada Reaksi Serius Pasca-vaksinasi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com