Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pengendalian Pandemi Lewat Program Vaksinasi Covid-19 Tidak Mudah?

Kompas.com - 24/12/2020, 08:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Program vaksinasi Covid-19, pemerintah Indonesia menargetkan dapat dilakukan awal tahun depan sebagai upaya pengendalian pandemi virus corona.

Saat ini, angka kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Data dari situs Gugus Tugas Covid-19 menunjukkan angka kasus positif Covid-19 telah mencapai 685.639 kasus per Rabu (23/12/2020).

Dalam upaya pengendalian pandemi Covid-19 ini, salah satu strategi yang dilakukan yakni dengan program vaksinasi terhadap sejumlah orang, yang mana pada tahap awal diprioritaskan pada kelompok-kelompok tertentu.

Epidemiolog dari Global Health Security Griffith University, Dicky Budiman mengingatkan bahwa strategi program vaksinasi Covid-19 harus direncanakan secara matang.

Baca juga: WHO Menentang Negara Wajibkan Vaksinasi Covid-19, Apa Maksudnya?

 

"Pandemi bisa menjadi endemi, (asalkan) pelaksanaan vaksinasi dapat direncanakan secara matang agar penyakit bisa dikendalikan," kata Dicky saat diskusi daring yang digelar Ikatan Alumni Universitas Padjajaran (Unpad) bertajuk Indonesia Siap-Siap Vaksinasi, Sabtu (19/12/2020) lalu.

Namun, diakui Dicky, pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia tersebut tidaklah mudah. Ada sejumlah faktor yang dapat membuat program tersebut gagal, sehingga pandemi menjadi semakin sulit dikendalikan.

Potensi pandemi lain di masa depan

Dicky mengungkapkan bahwa ada beberapa literatur yang memuat tentang hal-hal yang dapat memudahkan atau menyulitkan eradiksi dalam upaya untuk mengatasi dan mengendalikan suatu penyakit.

Baca juga: Sambut Vaksinasi Covid-19, 440.000 Nakes dan 23.000 Vaksinator Dipersiapkan

 

Adanya potensi reaktivasi virus, yaitu masih adanya virus di dalam tubuh yang tidak terdeteksi yang kemudian aktif kembali.

"Selain itu, terkait populasi sekelompok hewan mamalia yang bisa terinfeksi Covid-19 dari manusia, kemudian hewan tersebut menularkan pada hewan lain, dan kembali menularkan pada manusia," papar Dicky.

Dicky menegaskan kondisi tersebut tidak bisa diremehkan dan sangat serius.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com