Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Varian Baru Virus Corona Bisa Memengaruhi Hasil Vaksin?

Kompas.com - 22/01/2021, 13:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Munculnya varian baru virus corona, baik itu di Inggris, Afrika Selatan, maupun di Brazil memicu kekakhawatiran banyak kalangan.

Varian B117 mula-mula ditemukan di Inggris dan kemudian di Denmark.

Virus corona mutasi Inggris menyebar 70 persen lebih cepat dibanding virus corona Wuhan.

Sejauh ini, varian baru B117 juga ditemukan di berbagai negara di Eropa, Amerika, maupun Asia.

Mutasi pada virus bukan hal aneh. Rata-rata muncul dua varian baru setiap bulan.
Namun, pada varian mutasi virus corona yang ditemukan di Inggris, para peneliti melaporkan virusnya sudah mengalami 17 perubahan gen.

Kasus ini membuat para pakar virologi terpana.

Baca juga: 3 Pertanyaan Penting Terkait Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Ahli

Terutama tiga mutasi pada virus corona yang diamati sangat menarik perhatian, karena memungkinkan virus makin mudah memasuki sel manusia.

Para ahli juga mewanti-wanti, jangan menyalahkan negara yang melaporkan munculnya varian mutasi virus corona itu.
Pasalnya, cukup lama para peneliti tidak melakukan analisa, varian virus corona mana yang memicu Covid-19 pada para pasien yang sakit.

Baru belakangan sejumlah negara melakukan sequencing atau pengurutan secara intesif dan menemukan, varian mutasi mana yang sedang mewabah di negara bersangkutan.
Inggris dan Afrika Selatan termasuk dua negara yang giat melakukan sequencing.

Penularan pada pasien sembuh dan penerima vaksinasi

Setelah menemukan mutasi virus corona di Inggris berupa varian B 117 dan mutasi di Afrika Selatan yang dinamai varian B1351 yang mirip, kini muncul mutasi varian virus corona baru dari Brazil yang disebut P1.

Mutasi virus corona dari Brazil melakukan 17 kali mutasi yang juga mengubah protein spike yang bertugas menempel ke sel manusia.

Yang memicu kekhawatiran dari varian P.1 ini adalah kenyataan bahwa virusnya kemungkinan bisa menginfeksi ulang orang yang sudah sembuh dari Covid-19 varian sebelumnya.

Varian mutasi virus corona itu mula-mula muncul di kota Manaus, ibu kota negara bagian Amazona di Brazil, di mana pada tahun lalu sekitar 75 persen penduduknya terinfeksi Covid-19.

Teorinya, akan terbentuk herd immunity di kalangan warga, dan jumlah kasus akan turun. Tapi realitanya jumlah kasus baru infeksi corona malahan naik lagi dengan cepat.

Ini bisa disimpulkan, jawaban antibodi tubuh dari orang yang sudah sembuh dari infeksi SARS CoV-2 atau yang mendapat vaksinasi, tidak lagi ampuh, karena varian baru P1 bisa menipu reaksi antibodi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com