Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chang'e 5 Bawa Pulang Batuan Bulan, China Persiapkan Misi Selanjutnya

Kompas.com - 22/12/2020, 09:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AP News

KOMPAS.com - Menyusul kembalinya batuan bulan yang berhasil dibawa wahana antariksa Chang'e 5, China sedang mempersiapkan misi masa depan yaitu menyiapkan "panggung" untuk pangkalan bulan.

"Pangkalan bulan itu nantinya digunakan untuk menampung para penjelajah manusia," kata seorang pejabat program luar angkasa, Kamis (17/12/2020).

Dilansir AP News, Kamis (17/12/2020), Menurut Wakil Komandan Program Eksplorasi Bulan China Wu Yanhua, tiga misi bulan China berikutnya sedang berjalan, yakni mengembalikan sampel dari Mars, menjelajahi asteroid dan planet Jupiter.

"Menjelajahi kebenaran alam semesta, baru saja dimulai,” kata Wu pada konferensi pers yang diadakan beberapa jam setelah kapsul Chang'e 5 diterjunkan ke pendaratan di Mongolia Dalam.

Untuk diketahui, sampel bulan pertama diperkirakan akan berada di Bumi lebih dari 40 tahun.

Baca juga: Wahana Change 5 China Kembali ke Bumi, Bawa Sampel Batuan Bulan

Nama wahana Chang'e merupakan nama dewi bulan di China.

Program Chang'e telah melakukan tiga pendaratan di sana, termasuk mengeksplorasi sisi jauh bulan yang tak pernah terjamah sebelumnya.

Chang'e 6, yang dijadwalkan meluncur di tahun 2023, akan mengumpulkan lebih banyak sampel dari kutub selatan bulan.

Sementara dua penerusnya akan melakukan survei terperinci dan menguji teknologi yang diperlukan untuk pembangunan pangkalan sains di bulan.

Hingga saat ini, belum ada jadwal unti peluncuran misi Chang'e 7 dan 8, atau misi awak ke bulan yang menurut China sedang dalam pengerjaan atau untuk pembangunan pangkalan bulan.

"China bersedia untuk terus memberikan kontribusi kepada dunia dan meningkatkan kesejahteraan manusia dengan solusi luar angkasa China," kata Wu.

Kapsul probe Chang'e 5 dan muatan sampelnya diterbangkan ke kampus program luar angkasa Beijing setelah mendarat sebelum pukul 2 pagi pada hari Kamis.

Misi itu mencapai yang pertama untuk program eksplorasi bulan China dalam mengumpulkan sampel, meluncurkan kendaraan dari permukaan bulan, dan memasangnya dengan kapsul untuk mengirim sampel ke Bumi.

Ilustrasi ini menunjukkan komponen misi pengembalian sampel bulan Change 5 yang ambisius dari China. All About Space/Future via Live Science Ilustrasi ini menunjukkan komponen misi pengembalian sampel bulan Change 5 yang ambisius dari China.

"Sebagai misi luar angkasa bangsa (China) yang paling kompleks dan inovatif secara teknis, Chang'e 5 telah mencapai banyak terobosan teknis dan mewakili pencapaian penting," kata Badan Antariksa Nasional China (CNSA) dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pendaratan.

China pada tahun 2003 menjadi negara ketiga yang mengirim astronot ke orbitnya sendiri setelah Uni Soviet dan Amerika Serikat dan program luar angkasa telah berjalan di jalur yang benar.

Wu mengatakan, penerbangan terbaru tersebut menampilkan kolaborasi dengan Badan Antariksa Eropa (ESA), bersama dengan Argentina, Namibia, Pakistan, dan negara-negara lain yang bekerja sama dengan China dalam memantau dan berkomunikasi dengan pesawat ruang angkasa.

"China di masa depan akan mendorong lebih banyak ilmuwan di seluruh dunia untuk berpartisipasi guna memperoleh lebih banyak hasil ilmiah," kata Wu.

Tentang misi Chang'e 5

Dua dari empat modul Chang'e 5 diletakkan di bulan pada 1 Desember dan mengumpulkan sekitar 2 kilogram sampel dengan mengambilnya dari permukaan dan mengebor 2 meter ke dalam kerak bulan.

Sampel disimpan dalam wadah tertutup yang dibawa kembali ke modul pengembalian dengan kendaraan pendakian.

Batuan yang baru dikumpulkan diperkirakan miliaran tahun lebih muda daripada yang diperoleh sebelumnya oleh AS dan bekas Uni Soviet, menawarkan wawasan baru ke dalam sejarah bulan dan benda lain di tata surya.

Batuan itu berasal dari bagian bulan yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum, atau Ocean of Storms, di dekat situs yang disebut Mons Rumker yang diyakini merupakan gunung berapi di zaman kuno.

Seperti halnya sampel bulan seberat 382 kilogram yang dibawa kembali oleh astronot AS di tahun 1969 hingga 1972, sampel baru ini akan dianalisis untuk mrngetahui usia dan komposisinya, serta diharapkan dapat dibagikan dengan negara lain.

Baca juga: Misi Change 5 Milik China Sukses Mendarat di Bulan

"Usia sampel akan membantu memahami sejarah bulan antara 1-3 miliar tahun yang lalu," kata Brad Jolliff, direktur McDonnell Center for the Space Sciences di Washington University di kota St. Petersburg, AS. Louis.

Dia melanjutkan, sampel itu juga dapat memberikan petunjuk tentang ketersediaan sumber daya di bulan seperti hidrogen dan oksigen pekat.

Jolliff mengatakan, sampel ini adalah harta karun.

Pasalnya, melalui misi yang sangat sulit, pemahaman kita tentang bulan akan lebih luas dan bakal menjadi warisan untuk generasi selanjutnya.

"Mudah-mudahan (untuk memahaminya) akan melibatkan komunitas ilmuwan internasional."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com