Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Matahari Buatan China yang Akhirnya Menyala, Apa Fungsinya?

Kompas.com - 08/12/2020, 18:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber AFP,SCMP

 

 

Bersama dengan EAST, maka fasilitas baru ini dinilai dapat membantu para ilmuwan fusi China untuk mencoba memecahkan sejumlah tantangan besar untuk CFETR yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2035.

Ilmuwan utama proyek reaktor fusi nuklir HL-2M, Zhong Luwu dari Southwestern Institute of Physics mengatakan pada China National Radio, bahwa perangkat tersebut menggunakan beberapa teknologi paling canggih yang ditemukan di China.

Zhong mengatakan bahwa HL-2M dapat menahan pemboman berulang oleh partikel limbah yang dapat dihasilkan oleh gas panas, yang membawa energi dalam jumlah besar.

Akan tetapi, profesor fisika nuklir, Wang Yugang, dari Peking University mengatakan beberapa partikel radioaktif yang dihasilkan oleh reaksi fusi nuklir tidak dapat dibendung oleh medan magnet HL-2M.

"Tidak apa-apa untuk dioperasikan dalam jangka pendek," kata Wang.

Baca juga: Apa Itu Caesium 137, Penyebab Radiasi Nuklir di Perumahan Serpong?

 

Dia menambahkan bahwa tidak ada bahan buatan manusia yang dapat menahan kerusakan kumulatif dari partikel subatom selama beberapa tahun atau dekade.

"Butuh waktu lama untuk menemukan (bahan yang tepat," imbuh Wang.

Energi fusi nuklir telah lama diharapkan dapat mengatasi masalah kekurangan energi, yang secara teori, hidrogen dari air laut dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Untuk diketahui, pengembangan fusi nuklir sebagai sumber energi alternatif telah dimulai sejak tahun 1960-an hingga 1990-an.

Sejumlah penelitian fusi telah dibangun di seluruh dunia, tetapi dalam beberapa dekade terakhir, fasilitas baru yang bertambah hanya sedikit, karena kurangnya kemajuan dan memudarnya harapan itu.

Selain China, proyek eksperimen reaktor fusi nuklir terbesar di dunia, yakni proyek ITER, sebelumnya adalah International Thermonuclear Experimental Reactor di Perancis selatan, mengalami penundaan yang parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com