Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Pertama Covid-19, Ahli Pertanyakan Orang yang Meninggal Awal Maret

Kompas.com - 25/10/2020, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Kemudian di bawah index ada nomor dan keterangan jenis kelamin. Nomor merujuk pada umur, M adalah male atau pria, dan F adalah female atau perempuan.

Misalnya 31M (batang kedua) artinya pria berusia 31 tahun.

Sementara itu, sumbu horisontal (mendatar) menunjukkan kondisi pasien; kapan inkubisai virus terjadi, apakah menunjukkan gejala atau tidak, mendapat perawatan rumah sakit atau tidak, dan pasien sembuh atau meninggal. Masing-masing ditunjukkan dengan warna berbeda.

Mari kita cermati grafik di atas. Pada batang ketiga (52M) berakhir dengan segitiga terbalik berwarna hitam. Artinya, pria 52 tahun ini meninggal dunia.

Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, mempertanyakan mengapa laporan kasus meninggal itu baru dirilis di bulan Oktober ini.

"Coba cari archive, di tanggal awal Maret ada enggak pemberitaan bahwa pria berusia 52 tahun yang kontak erat dengan orang Jepang ini meninggal," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/10/2020).

Dalam data yang dipaparkan di grafik, pria tersebut meninggal di awal Maret, tepatnya 3 Maret 2020. Satu hari setelah Jokowi dan Menkes Terawan mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia.

Menurut Ahmad, informasi meninggalnya pasien yang terinfeksi Covid-19 di klaster pertama (52M) penting diketahui publik. Sama pentingnya dengan informasi siapa saja yang ada di klaster pertama.

"Ini penting diketahui publik. Karena seingat saya, di awal Maret narasi pemerintah justru melihat Covid-19, dalam tanda kutip, kurang melihat (Covid-19) secara serius. Padahal ada yang meninggal dan dia kontak erat (dengan orang Jepang)," ucapnya.

"Dan ini mungkin ada alasannya juga, kenapa baru dipublikasikan (laporannya). Coba kalau lebih cepat."

Baca juga: Ilmuwan Inggris Teliti Jejak Virus Corona Covid-19 di Saluran Limbah

Ahmad berharap, laporan riset terbaru ini bisa mengedukasi masyarakat bahwa Covid-19 adalah penyakit serius.

"Bagian dari edukasi masyarakat, ketika mengatakan 98 persen sembuh yang menjadi pertanyaan kan ada apa dengan yang 2 persen," ujarnya.

"Yang 2 persen dia bisa di rumah sakit, menggunakan ventilator, dan sebagian meninggal."

Penyakit ini dikatakan Ahmad membutuhkan kewaspadaan dan perlunya menelusuri kontak erat dengan orang yang terinfeksi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com