Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Pertama Covid-19, Ahli Pertanyakan Orang yang Meninggal Awal Maret

Kompas.com - 25/10/2020, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Diketahui ada 11 orang yang masuk dalam kluster pertama Covid-19 di Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang terpapar di Jakarta.

Hal ini dilaporkan dalam riset terbaru berjudul The Identification of First Covid-19 Cluster in Indonesia, yang terbit di jurnal The American Society of Tropical Medicine and Hygiene edisi Oktober 2020.

Laporan ini disusun oleh tim gabungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia Research Partnership on Infectious Disease (INA-RESPOND), bersama Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes.

Dalam laporan tersebut, tercatat ada satu pria berumur 52 tahun positif Covid-19 yang meninggal dunia pada 3 Maret 2020.

Sehari sebelumnya, pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan secara resmi kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Menelusuri Klaster Pertama Penularan Covid-19 di Indonesia

Kala itu di Istana Kepresidenan Jakarta, Jokowi mengumumkan dua orang WNI yang dikonfirmasi positif Covid-19.

Adalah wanita berusia 31 tahun (kasus #1) dan ibunya berusia 64 tahun (kasus #2) yang melakukan kontak dengan orang Jepang yang dinyatakan terjangkit virus corona setelah berada di Indonesia untuk acara menari selama satu hari dan pergi ke Malaysia.

Kasus #1 dan #2 diketahui setelah mereka melakukan usap tenggorokan dan dahak untuk tes real time polymerase chain reaction (RT PCR) seperti yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Setelah itu, tracing atau pelacakan dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang melakukan kontak erat dengan turis Jepang, kasus #1, dan kasus #2.

Ada 113 spesimen kontak dekat termasuk pengemudi, pramusaji, peserta di acara dansa, keluarga, teman, dan staf medis yang diuji.

"Orang Jepang melakukan kontak dekat dengan 33 orang, termasuk supir, pemandu wisata, pramusaji di restoran, dan tamu atau peserta di acara dansa. Dan ada 80 orang yang melakukan kontak dengan kasus pertama di Indonesia, seperti keluarga, teman, dan petugas medis. Semuanya diuji," tulis tim dalam laporannya.

Dari hasil pengujian, 11 kontak dekat itu dinyakatan positif. Sembilan kontak menunjukkan gejala sakit dan dua lainnya tanpa gejala.

Untuk siapa saja yang masuk dalam klaster pertama Covid-19 di Indonesia, tim menyertakan grafik di bawah ini.

Klaster pertama Covid-19 di Indonesia. Index adalah orang asing positif Covid-19 dari Jepang yang sempat singgah di Indonesia selama satu hari. 11 orang lainnya adalah orang yang ditracing dan positif Covid-19. Ada seorang pria (52) yang meninggal pada 3 Maret 2020 (batang ketiga).Tangkapan layar The American Society of Tropical Medicine and Hygiene Klaster pertama Covid-19 di Indonesia. Index adalah orang asing positif Covid-19 dari Jepang yang sempat singgah di Indonesia selama satu hari. 11 orang lainnya adalah orang yang ditracing dan positif Covid-19. Ada seorang pria (52) yang meninggal pada 3 Maret 2020 (batang ketiga).

Pada sumbu vertikal (tegak lurus) menunjukkan orang yang terinfeksi Covid-19 pada klaster pertama.

Batang pertama (Index) menunjukkan orang Jepang yang sempat berada di Indonesia dan positif corona.

Kemudian di bawah index ada nomor dan keterangan jenis kelamin. Nomor merujuk pada umur, M adalah male atau pria, dan F adalah female atau perempuan.

Misalnya 31M (batang kedua) artinya pria berusia 31 tahun.

Sementara itu, sumbu horisontal (mendatar) menunjukkan kondisi pasien; kapan inkubisai virus terjadi, apakah menunjukkan gejala atau tidak, mendapat perawatan rumah sakit atau tidak, dan pasien sembuh atau meninggal. Masing-masing ditunjukkan dengan warna berbeda.

Mari kita cermati grafik di atas. Pada batang ketiga (52M) berakhir dengan segitiga terbalik berwarna hitam. Artinya, pria 52 tahun ini meninggal dunia.

Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, mempertanyakan mengapa laporan kasus meninggal itu baru dirilis di bulan Oktober ini.

"Coba cari archive, di tanggal awal Maret ada enggak pemberitaan bahwa pria berusia 52 tahun yang kontak erat dengan orang Jepang ini meninggal," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/10/2020).

Dalam data yang dipaparkan di grafik, pria tersebut meninggal di awal Maret, tepatnya 3 Maret 2020. Satu hari setelah Jokowi dan Menkes Terawan mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia.

Menurut Ahmad, informasi meninggalnya pasien yang terinfeksi Covid-19 di klaster pertama (52M) penting diketahui publik. Sama pentingnya dengan informasi siapa saja yang ada di klaster pertama.

Partikel virus corona Sars-CoV-2 di sel manusia.NIAID/Flickr, CC BY 2.0/Science Alert Partikel virus corona Sars-CoV-2 di sel manusia.

"Ini penting diketahui publik. Karena seingat saya, di awal Maret narasi pemerintah justru melihat Covid-19, dalam tanda kutip, kurang melihat (Covid-19) secara serius. Padahal ada yang meninggal dan dia kontak erat (dengan orang Jepang)," ucapnya.

"Dan ini mungkin ada alasannya juga, kenapa baru dipublikasikan (laporannya). Coba kalau lebih cepat."

Baca juga: Ilmuwan Inggris Teliti Jejak Virus Corona Covid-19 di Saluran Limbah

Ahmad berharap, laporan riset terbaru ini bisa mengedukasi masyarakat bahwa Covid-19 adalah penyakit serius.

"Bagian dari edukasi masyarakat, ketika mengatakan 98 persen sembuh yang menjadi pertanyaan kan ada apa dengan yang 2 persen," ujarnya.

"Yang 2 persen dia bisa di rumah sakit, menggunakan ventilator, dan sebagian meninggal."

Penyakit ini dikatakan Ahmad membutuhkan kewaspadaan dan perlunya menelusuri kontak erat dengan orang yang terinfeksi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com