Bentuk ini mungkin telah berevolusi untuk menangkis persaingan di antara populasi musang madu dan memastikan bahwa keturunan benar-benar dihasilkan dari satu jantan saja.
"Alasan peneliti tertarik dengan baculum karena ini memiliki banyak fitur yang tak biasa, tonjolan, alur, dan lengkungan yang aneh," papar Charlotte Brassey, penulis studi dan ahli biologi dari Manchester Metropolitan University.
Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B ini pun memungkinkan kita untuk lebih memahami fungsi baculum dalam hubungan seks.
Baca juga: Hebohkan Warga, Ribuan Ikan Penis Terdampar di Pantai California
Selanjutnya, untuk penelitian di masa mendatang peneliti menyebut perlu adanya analisis terhadap jaringan lunak penis.
Dengan begitu kita dapat lebih memahami bagaimana dan mengapa evolusi baculum terjadi di antara spesies serta mengapa beberapa spesies pun kehilangannya.
"Dengan mempelajari baculum hewan, kami juga berharap dapat menjelaskan lebih lanjut mengapa beberapa mamalia, termasuk manusia dan hyena bisa bereproduksi tanpa tulang penis," tambah Brassey.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.