Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

136 Dokter Meninggal akibat Corona, IDI: Masih Banyak Orang Abai Protokol Kesehatan

Kompas.com - 15/10/2020, 13:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dokter meninggal dunia akibat terinfeksi virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, di Indonesia semakin bertambah jumlahnya.

Data terbaru yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) per Kamis (15/10/2020), dalam pekan ini ada empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19, dan ini menambah jumlah keseluruhan total selama pandemi adalah 136 dokter.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 71 dokter umum (4 guru besar), 63 dokter spesialis (5 guru besar), serta 2 residen yang berasal dari 18 IDI wilayah provinsi dan 66 IDI cabang kabupaten/kota. Berikut data perprovinsi.

- Jawa Timur: 32 dokter

- Sumatra Utara: 23 dokter

- DKI Jakarta: 19 dokter

- Jawa Barat: 12 dokter

- Jawa Tengah: 9 dokter

- Sulawesi Selatan: 6 dokter

- Bali 5: dokter

- Sumatra Selatan: 4 dokter

- Kalimantan Selatan: 4 dokter

- Aceh: 4 dokter

- Kalimantan Timur: 3 dokter

- Riau: 4 dokter

- Kepulauan Riau: 2 dokter

- DI Yogyakarta: 2 dokter

- Nusa Tenggara Barat: 2 dokter

- Sulawesi Utara: 2 dokter

- Banten: 2 dokter

- Papua Barat: 1 dokter

Baca juga: IDI: Dokter Meninggal Akibat Covid-19 Bertambah 3, Capai 130 Orang

Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19SHUTTERSTOCK/FunKey Factory Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19

Melihat kondisi ini, wakil ketua tim mitigasi Pengurus Besar IDI, Dr Ari Kususma Januarto SpOG(K) mengatakan bahwa berbulan-bulan setelah pandemi, kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan masih terjadi dengan angka kematian yang semakin mengkhawatirkan.

Sudah ratusan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan Covid-19.

"Ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini. Setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerjanya," kata dia.

Oleh karena itu, kata Ari, harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah maupun masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan, sehingga para tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.

Tidak hanya masyarakat, tetapi kami juga menginginkan pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan.

Baca juga: Temui Airlangga Hartarto, IDI Keluhkan Kematian Tenaga Kesehatan karena Covid-19

Akibat masih banyak masyarakat abai protokol kesehatan

Menanggapi persoalan yang sama terkait masih terjadinya kematian sejawat dokter, Ketua tim pedoman dan protokol kesehatan dari tim mitigasi PB IDI, Dr dr Eka Ginanjar SpPD-KKV menyatakan, banyak masyarakat terlihat masih setengah hati dalam menjalankan protokol kesehatan.

Ia mencontohkan perilaku setengah hati atau abai protokol kesehatan yang dimaksudkan adalah dengan memasang masker di bawah dagu, berkumpul tanpa mengenakan masker, jarang mencuci tangan, abai berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah, dan masih banyak lagi.

"Saat ini yang harus diwaspadai adalah orang yang terinfeksi Covid-19, tetapi tidak bergejala atau hanya bergejala ringan," ujarnya.

Orang yang terinfeksi tapi tidak bergejela tersebut cenderung akan merasa baik-baik saja, padahal sebenarnya membawa virus SARS-CoV-2.

Kemudian ketika mereka melakukan aktivitas di luar rumah dengan mengabaikan protokol kesehatan seperti yang disebutkan, itu bisa menjadi jalur penularan pada orang lain, terutama sekali pada orang-orang dalam kategori rentan.

Baca juga: IDI: 115 Dokter Meninggal karena Covid-19, Kematian Tertinggi di Asia

Eka juga menambahkan, kondisi lain yang seringkali dianggap sepele adalah ketika muncul gejala flu ringan, tetapi tetap mengabaikan protokol kesehatan.

"Janganlah meremehkan hal ini," tegasnya.

Bagi Anda yang mengalami gejala flu meskipun ringan, sebaiknya menghindari keluar rumah ataupun berkumpul, dan segera lakukan testing.

Diakui Eka, dalam banyak hal memang masih banyak orang yang sulit mempercayai keberadaan Covid-19 saat ini.

Padahal, kenyataannya virus ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, termasuk Indonesia dan merenggut banyak nyawa.

Perlu diketahui, walaupun sebagian besar tanpa gejala atau bergejala ringan, tetapi ketika menginfeksi tubuh, virus corona bisa menimbulkan reaksi badai peradangan yang bisa menimbulkan kondisi berat hingga kematian.

Virus corona tidak bisa terbang berpindah dengan sendirinya, tetapi manusia yang membawanya kemana-mana.

"Dan hingga ada vaksin yang efektif dan aman ditemukan, maka tidak ada pencegahan yang lebih baik daripada protokol kesehatan," ucap dia.

Disiplin menjalankan protokol kesehatan ini penting, karena bukan hanya untuk keselamatan Anda sendiri, dan tetapi juga untuk orang di sekitar Anda, orang-orang yang Anda sayangi, kerabat, teman kerja dan masyarakat secara luas.

Baca juga: Ketua IDI Ingatkan Protokol Bagi Tenaga Kesehatan di Tengah Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com