Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Umumkan Koalisi Antariksa Perjanjian Artemis dengan 8 Negara

Kompas.com - 15/10/2020, 10:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Badan antariksa AS (NASA) mengumumkan pada Selasa (13/10/2020) ada delapan negara yang menandatangani perjanjian internasional yang dinamai Artemis Accords.

Perjanjian Artemis menguraikan prinsip-prinsip eksplorasi Bulan dan sekitarnya di masa depan.

Kedelapan negara yang menandatangani perjanjian ini adalah Australia, Kanada, Italia, Jepang, Luksemburg, Uni Emirat Arab (UEA), Inggris, dan Amerika Serikat.

Tujuan perjanjian Artemis adalah untuk mengirim manusia ke bulan pada 2024.

Baca juga: Akan Mendarat di Bulan pada 2024, Ini Misi yang Harus Diselesaikan NASA

"Artemis akan menjadi program eksplorasi ruang angkasa internasional terluas dan paling beragam dalam sejarah. Artemis Accords adalah alat yang akan membentuk koalisi global tunggal ini," kata Administrator NASA, Jim Bridenstine.

"Dengan penandatanganan ini, NASA dan mitra bersatu untuk menjelajahi bulan dan menetapkan prinsip-prinsip penting yang akan menciptakan masa depan yang aman, damai, dan makmur di ruang angkasa untuk semua umat manusia," imbuhnya seperti dilansir AFP, Selasa (13/10/2020).

NASA juga menekankan perlunya kemitraan internasional dalam membangun keberadaan yang berkelanjutan di bulan. Ini dipandang oleh NASA sebagai kunci awal sebelum misi manusia ke Mars.

NASA berharap dapat menggali es dari kutub selatan bulan untuk memasok air minum dan memisahkan molekulnya guna bahan bakar roket di misi selanjutnya.

Badan itu juga berencana untuk mendirikan stasiun luar angkasa orbital yang disebut Gateway.

NASA mengatakan Perjanjian Artemis memperkuat dan menerapkan Perjanjian Luar Angkasa 1967 dan dibagi menjadi 10 prinsip.

Negara-negara yang menandatangani perjanjian itu berkomitmen untuk mematuhi eksplorasi damai secara transparan untuk membuat sistem perangkat keras yang dapat dioperasikan oleh setiap negara anggota dan untuk mendaftarkan objek luar angkasa mereka.

Prinsip-prinsip lain termasuk menegaskan bahwa mereka akan saling membantu dalam keadaan darurat, mempublikasikan data ilmiah mereka, melestarikan warisan luar angkasa dan merencanakan pembuangan puing-puing ruang angkasa dengan aman.

Baca juga: NASA Akan Kirim Astronot Perempuan Pertama ke Bulan pada 2024

Pengumuman itu disampaikan sehari setelah Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, mengatakan Moskow tidak mungkin berpartisipasi dalam stasiun luar angkasa Gateway, menandai kemungkinan akhir dari jenis kerja sama erat yang terlihat selama dua dekade di Stasiun Luar Angkasa Internasional ( ISS).

Perjanjian Artemis juga mengecualikan China, saingan antariksa AS yang sedang naik daun.

China memiliki misi bulan yang aktif dengan kolaborasi internasionalnya sendiri.

Bulan lalu, tim China-Jerman menerbitkan pengukuran radiasi harian di permukaan bulan yang direkam oleh pendarat Chang'e 4 pada 2019.

Mereka menyimpulkan bahwa tingkat radiasi astronot terbatas pada dua atau tiga bulan di Bulan, informasi penting yang belum dikumpulkan oleh misi Apollo AS pada 1960-an hingga 1970-an.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com