Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Video Viral Lumba-lumba di Pulau Pramuka adalah Pertanda Baik

Kompas.com - 13/10/2020, 11:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli senang dengan adanya video viral yang menampilkan segerombol lumba-lumba berkeliaran di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

Hal ini disampaikan oleh Dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Adriani Sunuddin saat dikonfirmasi oleh Kompas.com terkait bagaimana tanggapannya tentang video viral yang merekam lumba-lumba sedang asik berenang di sekitar Pulau Pramuka Kepulauan Seribu tersebut.

"Tidak (aneh adanya lumba-lumba Tursiops aduncus), saya malah senang dapat laporan begini. Berarti yang sering kami jumpai di sekitar Pulau Kotok, 8 tahunan lalu masih hidup sampai sekarang," kata dosen yang akrab disapa Nani ini, Senin (12/10/2020).

Baca juga: Video Viral Lumba-lumba di Pulau Pramuka, Ahli: Tidak Aneh dan Berkah Pandemi

Nani menjelaskan, spesies lumba-lumba di dalam video itu adalah Tursiops aduncus yang mulai awal tahun 2020 ini statustnya ditetapkan sebagai nyaris terancam (near threatened) oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Dengan adanya video rekaman lumba-lumba T. aduncus di Pulau Pramuka, artinya populasinya masih terjaga.

Habitat Tursiops aduncus

Tursiops aduncus adalah jenis lumba-lumba botol Indo-Pasifik yang bisa dijumpai di perairan pesisir dan laut dangkal.

Selain di Kepulauan Seribu, lumba-lumba Tusiops aduncus hidup di perairan pesisir dan laut dangkal selatan Afrika sampai selatan Jepang dan timur Australia.

"Jadi sebenarnya cukup luas, namun ukuran populasinya tidak tersedia," jelasnya.

Bahkan, disebutkan pula ada indikasi penurunan populai akibat tangkap samping kegiatan perikanan atau bycatcth fisheries, serta pernah jadi target perburuan pada masa lalu.

Untuk di laut Jawa sendiri, lumba-lumba jenis ini umum dijumpai di Kepulauan Seribu, Karimun Jawa dan banyak kawasan lainnya.

Akan tetapi, diakui Nani, kajian populasi di alam masih sedikit, tetapi pemanfaatannya untuk atraksi dan pemeliharaan di fasilitas penangkaran sudah berlangsung lebih lama.

"Bersyukur kegiatan sirkus lumba-lumba keliling sudah dilarang sejak awal tahun tahun ini," ujarnya.

Diharapkan pula dengan pelarangan tersebut, kata Nani, kita akan lebih mudah menjumpainya di alam serta mengapresiasinya melalui pemanfaatan yang lebih berkesinambungan.

Hal ini juga dapat menggerakan ekowisata bahari seperti yang sudah mapan di Teluk Kiluan di Provinsi Lampung dan Lovina di Provinsi Bali.

Baca juga: Perlambat Penuaan pada Manusia, Ahli Pelajari Lumba-lumba

Pada Minggu (11/10/2020), segerombol lumba-lumba direkam dari atas perahu dan diunggah oleh akun Instargam Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu.

"Kapal catamaran #sudinlhp1000 yang sedang bertugas dikawal segerombolan lumba lumba di sekitar Pulau Pramuka," tulis akun Instagram Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu.

Saat dikonfirmasi, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi mengatakan, video tersebut diambil pada Minggu (11/10/2020), sekitar pukul 09.30 WIB.

"(Video) tadi pagi diambil oleh PJLP di pesisir Pulau Pramuka pakai kapal sampah catamaran 3 di daerah sekitar Nusa Karamba kira-kira jam 09.30 WIB," ujar Djoko saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/10/2020) siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com