Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlambat Penuaan pada Manusia, Ahli Pelajari Lumba-lumba

Kompas.com - 20/08/2020, 12:06 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Inverse

KOMPAS.com - Proses penuaan akan menghampiri siapapun, tak terkecuali manusia. Meski begitu, para ahli masih terus mencari cara untuk memperlambat proses tersebut.

Berbagai penelitian pun dilakukan demi tujuan tersebut. Kebanyakan dilakukan dengan melibatkan hewan dengan rentang hidup yang pendek, seperti cacing, lalat serta tikus.

Namun, baru-baru ini, para ahli memilih lumba-lumba yang digunakan oleh Angkatan Laut AS sebagai subjek studi penuaan jangka panjang yang baru.

Baca juga: Kualitas Laut Parah, Ada Polutan Beracun di Tubuh Paus dan Lumba-Lumba

Pemilihan lumba-lumba bukannya tanpa alasan.

Menurut para peneliti, mamalia air ini mengalami kondisi penuaan dengan cara yang mirip dengan manusia, misalnya kolesterol tinggi, peradangan kronis, bahkan alzheimer.

Oleh sebab itu, studi jangka panjang tersebut diharapkan dapat menemukan strategi memperlambat penuaan manusia dan lebih sehat.

Seperti dikutip dari Inverse, Rabu (19/8/2020) para peneliti melakukan studi dengan mengambil sampel darah 144 lumba-lumba selama 25 tahun.

Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan antara lumba-lumba yang mengalami proses penuaan secara lambat dan cepat. Hal ini bisa dilihat melalui empat ciri utama penanda biologis yang membantu mengukur laju penuaan, yaitu hemoglobin, limfosit, trombosit, dan alkaline phosphatase.

Baca juga: Mengapa Penuaan pada Tubuh Manusia Berbeda-beda? Sains Jelaskan

"Berdasarkan penanda tersebut, kami dapat mengkonfirmasi keberadaan lumba-lumba yang cepat dan lambat mengalami penuaan," ungkap Stephanie Venn-Watson, penulis utama dalam studi ini.

Hemogloblin dan limfosit, misalnya, akan menurun seiring bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan lumba-lumba yang lebih tua memiliki risiko lebih besar terkena anemia dan infeksi parah.

Temuan ini menjadi menarik karena seluruh lumba-lumba yang dipelajari memiliki faktor lingkungan atau gaya hidup yang sama.

"Meski semua lumba-lumba dalam populasi memiliki pola makan, perawatan kesehatan, dan lingkungan laut yang sama, kami dapat dengan jelas membedakan lumba-lumba yang lambat atau cepat dalam proses penuaan," papar Venn-Watson.

Baca juga: Studi Sebut Lumba-lumba Muda Pemilih dalam Berteman

Artinya, para peneliti dapat mengisolasikan pola penuaan yang tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Dengan demikian, temuan dapat memberikan informasi pengobatan manusia di masa depan dan berpotensi mengembangkan terapi yang murni memperlambat proses penuaan manusia.

"Kami berharap penelitian kami dapat membantu dokter dan peneliti untuk membantu menunda tingkat penuaan," tambah Venn-Watson.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of National Academy of Science.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Inverse
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com