Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngidam Makanan Tertentu Tanda Tubuh Kekurangan Nutrisi, Benarkah?

Kompas.com - 11/10/2020, 18:01 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

 

Mengidam Makanan yang Miskin Gizi

Mengidam umumnya sangat spesifik dan seringkali hanya dipenuhi dengan makanan yang diinginkan.

Masalahnya, kebanyakan orang cenderung menginginkan makanan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, daripada makanan utuh bergizi.

Akibatnya, makanan yang diidam-idamkan seringkali bukan sumber nutrisi terbaik yang umumnya terkait dengan keinginan tersebut.

Argumen di bawah ini bisa memberikan bukti berbasis sains, bahwa kekurangan nutrisi seringkali bukan penyebab utama mengidam.

Misalnya, ngidam keju sering kali dipandang sebagai cara tubuh untuk mengimbangi asupan kalsium yang tidak mencukupi.

Namun, ngidam makanan seperti tahu akan lebih cenderung memperbaiki kekurangan kalsium, karena tahu menawarkan kalsium dua kali lebih banyak per porsi 1 ons (28 gram).

Selain itu, dapat dikatakan bahwa orang-orang dengan kekurangan gizi akan mendapat manfaat dari mendambakan lebih banyak jenis makanan yang mengandung gizi yang dibutuhkan, daripada hanya dari satu sumber.

Misalnya, akan lebih efektif bagi mereka yang kekurangan magnesium untuk mengonsumsi kacang-kacangan yang kaya magnesium, daripada hanya mengonsumsi cokelat.

Mengidam Bisa Disebabkan 8 Faktor Lain

  1. Kekurangan nutrisi tidak menjadi satu-satunya alasan, hal ini bisa dijelaskan juga dengan motif fisik, psikologis, dan sosial.
  2. Pikiran yang tertekan akan memandang makanan tertentu sebagai sesuatu yang "terlarang" atau bahkan sebaliknya, sangat menginginkan makanan tertentu.
  3. Asosiasi konteks bisa terjadi dalam beberapa kasus, otak mengasosiasikan makan makanan dengan konteks tertentu, seperti makan popcorn selama menonton film. Ini dapat menciptakan keinginan untuk makanan tertentu saat konteks yang sama muncul di lain waktu.
  4. Suasana hati tertentu bisa memicu Anda mengidam. Salah satu contohnya adalah "makanan yang menenangkan," yang sering didambakan ketika ingin mengatasi suasana hati yang buruk.
  5. Individu dengan tingkat stres tinggi dilaporkan mengalami mengidam lebih sering daripada individu yang tidak stres.
  6. Kurang tidur dapat mengganggu kadar hormon, yang dapat meningkatkan kemungkinan mengidam.
  7. Hidrasi yang buruk, seperti mengonsumsi minuman manis, dapat meningkatkan rasa lapar dan mengidam pada beberapa orang.
  8. Protein atau serat yang tidak tercukupi akan membuat mudah lapar dan mengidam, karena protein dan serat membantu Anda merasa kenyang. 

Cara Mengurangi Kebiasaan Mengidam

Orang yang sering ngidam mungkin bisa mencoba strategi berikut untuk menguranginya.

Sebagai permulaan, mengonsumsi makanan secara teratur, bergizi dan tetap terhidrasi dengan baik dapat mengurangi kemungkinan ngidam.

Selain itu, melakukan aktivitas penghilang stres seperti yoga atau meditasi, dapat membantu mengurangi kemungkinan mengidam dan pastikan Anda tidur cukup.

Jika keinginan makan sesuatu benar-benar muncul, mungkin bisa mencoba untuk mengidentifikasi pemicunya.

Pada sebagian orang memang ada yang mengalami ngidam terus-menerus, hal ini menandakan bahwa sebenarnya Anda kecanduan makanan.

Kecanduan makanan adalah suatu kondisi di mana otak bereaksi terhadap makanan tertentu, dengan cara yang mirip dengan otak mereka yang kecanduan obat.

Mereka yang mencurigai bahwa ngidam disebabkan oleh kecanduan makanan, harus mencari bantuan dan menemukan opsi pengobatan potensial.

Baca juga: Halo Prof! Makanan Apa yang Mengenyangkan, tetapi Rendah Kalori?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com